free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Kisah Perjuangan Nabi Muhammad di Malam Lailatul Qadar, Sempat Diterpa Badai

Penulis : Mutmainah J - Editor : Dede Nana

31 - Mar - 2024, 16:29

Placeholder
Ilustrasi malam lailatul qadar. (Foto dari internet)

JATIMTIMES - 10 hari terakhir bulan Ramadan atau malam Lailatul Qadar menjadi malam istimewa bagi umat muslim. Malam di mana Al-Quran pertama kali diturunkan itu setara dengan kebaikan seribu bulan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Al-Qadr sebagai berikut:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Baca Juga : 8 Adab Bertamu di Hari Lebaran Sesuai Anjuran Rasulullah

Latin: Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr. Wa mā adrāka mā lailatul-qadr. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr. Tanazzalul-malā'ikatu war rūḥu fīhā bi'iżni rabbihim min kulli amr(in). Salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr(i).

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

Namun, tidak ada yang tahu kapan tepatnya malam Lailatul Qadar itu. Sehingga Rasulullah SAW selalu memperbanyak ibadahnya di 10 malam terakhir Ramadan untuk mengejar kemuliaan Lailatul Qadar. Sebagaimana sabda beliau sebagai berikut:

« تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ».

Carilah lailatul qadr pada tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. (HR. Bukhori).

Selain itu, Rasulullah SAW akan meningkatkan dan lebih fokus dalam beribadah, terutama ketika memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Sebagaimana yang disebutkan oleh Aisyah R.A sebagai berikut ini :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: - كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." Muttafaqun 'alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Meskipun Rasulullah kekasih Allah SWT, beliau juga tetap dihadapkan dengan ujian dalam meraih malam Lailatul Qadar. Untuk meraih malam istimewa itu, Rasulullah sempat dihadapkan dengan sebuah ujian. 

Lantas seperti apa kisahnya? Dilansir dari NU Online berikut kisah Rasulullah dalam malam Lailatul Qadar.

Dalam sebuah kisah menceritakan kala itu Rasulullah SAW sedang beri'tikaf semalam suntuk selama berhari-hari di akhir bulan Ramadan. Tidak sedikit para sahabat yang mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Melihat Rasulullah SAW menunaikan salat para sahabat pun mengikuti dan ketika Rasulullah SAW menengadahkan tangan untuk berdoa mereka pun turut mengikuti dan mengamini doa dari Rasulullah SAW.

Kala itu langit terlihat mendung dan tidak ada bintang. Tubuh Rasulullah SAW dan sahabat pun tertiup oleh angin. Dalam riwayat menyebutkan kejadian itu terjadi pada 27 Ramadan.

Tiba-tiba saja hujan turun dengan deras ketika Rasulullah SAW dan para sahabat tengah bersujud. Masjid itupun akhirnya tergenang oleh air hujan mengingat masjid itu tidak memiliki atap.

Kondisi yang demikian membuat salah seorang sahabat berniat untuk berteduh dan membatalkan salatnya. Namun, tidak jadi ia lakukan karena melihat Rasulullah dan sahabat yang lainnya tetap khusyu’ dalam bersujud dan tidak beranjak sedikit pun.

Air pun akhirnya semakin mengenangi masjid, tetapi Rasulullah SAW sama sekali tidak bergerak ia masih khusyu dalam bersujud. Ternyata dalam sujudnya Rasulullah SAW melihat cahaya ilahi dan keindahan. Beliau takut apabila bergerak apa yang beliau lihat akan menghilang.

Baca Juga : Tips Membuat Kue dan Hidangan Manis untuk Lebaran Menurut Para Chef

Beberapa sahabat terlihat tidak kuat dan menggigil karena kedinginan. Setelah Rasulullah SAW mengangkat kepalanya hujan pun seketika langsung berhenti.

Salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Anas Bin Malik bangun dari tempat duduknya dan berlari mengambilkan kain kering untuk Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah mencegahnya dan berkata sebagai berikut:

"Wahai Anas Bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya."

Anas bin Malik pun kembali ke dalam barisan. Kemudian Rasul pun menceritakan bahwa ketika bersujud, ia melihat para malaikat di bawah pimpinan Jibril menuruni bumi dalam keindahan bentuk aslinya. 

Malaikat berbaris rapi diiringi gemuruh tasbih dan tahmid dengan kesyahduhan yang tak pernah didengar telinga. Alam semesta pun dipenuhi cahaya yang tidak pernah tertangkap mata. Para malaikat bergema di langit, dan di bumi.

Apa yang dilakukan Rasulullah ini menunjukkan betapa banyak hikmah dan rahasia di balik malam seribu bulan. Semoga Allah SWT memberikan anugerah kepada kita untuk meraih keutamaan malam lailatul qadar.

Prediksi Malam Lailatul Qadar Menurut Imam Al Ghazali

Mengutip buku 30 Hari Mencari Pahala oleh Irra Fachriyanthi, Imam Ghazali menyebut cara memprediksi malam Lailatul Qadar dapat berpedoman pada hari pertama bulan Ramadan. Jika hari pertamanya tepat pada hari Senin, maka Lailatul Qadar jatuh pada 21 Ramadan.

Apabila Ramadan bertepatan dengan hari Sabtu, berarti tanggal 23 Ramadan. Namun, jika awal Ramadan hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 25 Ramadan.

Lalu, jika awal Ramadan jatuh pada hari Selasa atau Jumat, berarti malam Lailatul Qadar bertepatan dengan tanggal 27 Ramadan. Sementara itu, jika hari pertama Ramadan jatuh pada Minggu atau Rabu maka malam Lailatul Qadar jatuh pada 29 Ramadan.

Sementara itu, ulama Mazhab Syafi'i memprediksi Lailatul Qadar jatuh pada 21 dan 23 Ramadan. Lain halnya pada hadits dari Ibnu Umar yang menyebut Lailatul Qadar datang pada malam ke-27. Rasulullah SAW bersabda,

"Siapa saja yang berupaya untuk mendapati Lailatul Qadar, hendaklah ia berupaya untuk mendapatinya pada malam ke-27." (HR Ahmad dalam Musnad-nya)

Dari semua prediksi di atas, tetap tidak ada yang mengetahui kapan pastinya Lailatul Qadar datang. Wallahu a'lam.


Topik

Agama lailatul qadar kisah nabi muhammad dan malam lailatul qadar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Dede Nana