JATIMTIMES - Belakangan ini media sosial tengah dihebohkan dengan adanya rekaman video diduga kericuhan antara juru parkir (jukir) dengan pemilik ruko Toko Buku Siswa. Dalam narasi yang tersebar di media sosial diduga kericuhan itu terjadi karena masalah lahan parkir.
Seperti rekaman video yang diunggah akun Instagram @info_malang terlihat mobil diduga milik bos Toko Buku Siswa tak bisa masuk ke area parkir ruko. Mobil tersebut tak bisa masuk lantaran ada beberapa pria diduga jukir melubangi jalan masuk area parkir.
Baca Juga : Simak, Ini Lokasi dan Jadwal Penukaran Uang Pecahan Baru Wilayah Kerja BI Malang
"Ini gak boleh masuk ya ce? Mobilnya pemilik ruko itu ga boleh masuk ya ce? Gimana ini? Ayo jangan diam saja. Pemilik ruko gak boleh masuk," ungkap perekam video.
Dalam keterangan video dijelaskan bahwa pemilik ruko dan jukir diduga saling berebut lahan parkir. Pemilik ruko mengklaim bahwa lahan tersebut miliknya pribadi dan memiliki sertifikat. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (19/3) pagi.
"Pagi ini terjadi kericuhan di ruko pojok alun-alun Kota Malang, tepatnya di kawasan Martabak Agung dan sekitarnya. Dugaan sementara akibat perebutan lahan parkir, yang mana salah satu pemilik ruko di situ mengklaim bahwa tersebut miliknya pribadi dan memiliki sertifikat," tulisnya.
"Saat ini di lokasi sudah ada polisi dan Satpol PP," tulis keterangan akun tersebut.
Sontak unggahan video itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Banyak warganet yang meminta agar premanisme berkedok parkir liar diberantas.
"Buat warga Kota Malang, ayo bersatu lawan premanisme berkedok parkir liar," @wawan*****.
Baca Juga : Viral "Mio Mirza" di TikTok, Siapa Sosoknya?
"Golongane wong mexico seng senengane encel2 lahan parkir iki," @sonya****.
"Sampek kapan premanisme koyok ngene iki," @irfani***.
"Hey dishub kota malang mana tindakan anda menertibkan parkir liar," @wawan******.
Hingga berita diturunkan, media ini masih mencoba konfirmasi ke pihak Dishub Kota Malang terkait kericuhan yang terjadi diduga antara pemilik ruko Toko Buku Siswa dengan jukir tersebut. Kronologi di atas masih berupa narasi yang beredar di media sosial.