JATIMTIMES - Selain menyebabkan kerusakan jalan dan rumah warga yang retak, bencana tanah gerak di Desa Gunungsari, Bumiaji, Kota Batu juga merusak bangunan sekolah. Masalah ini ditindaklanjuti Pemkot Batu melalui upaya relokasi. Bahkan, tanah atau lahan lain untuk penempatan sekolah disiapkan tahun ini dengan opsi tukar guling.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu Muhammad Chori. Menurut dia, tahun 2023 lalu sebenarnya SD SMP Satu Atap yang di Desa Gunungsari telah melalui rehabilitasi. Yakni pembenahan paving yang telah dikaji agar tidak menempati posisi yang berpotensi tanah gerak dari pengalaman tahun lalu.
Baca Juga : Pemkot Blitar Anggarkan Rp 32,8 Miliar untuk Program RT Keren di Tahun 2024
"Tahun lalu pembenahan paving dan ruang sekolah. Yang sudah dari semula menghindari titik yang berpotensi tanah gerak. Ada satu ruang kelas yang tidak digunakan," ujar Chori saat dikonfirmasi, Senin (18/3/2024).
Ia menyampaikan, karena tanah gerak kembali terjadi dengan titik bergeser, maka pemeliharaan lanjutan dikaji ulang karena kondisi sekolah yang tidak memungkinkan. "Tapi terkait bangunan kan kondisinya seperti itu (rusak), jadi nggak melakukan itu dulu (pemeliharaan)," katanya.
Menurut dia, keamanan siswa dalam belajar mengajar menjadi hal yang utama. Dirinya juga mendorong agar pihak sekolah memahami kondisi kerawanan sekitar lokasi dan melakukan mitigasi. Ia menyampaikan satu ruang kelas SMP satu atap sudah tidak dipakai kegiatan belajar. Melihat kondisi dampak tanah gerak yang cukup mengkhawatirkan, Pemkot segera mencari lahan yang aman untuk pengganti.
"Dalam jangka pendek paling tidak kita bekerja sama dengan pihak desa menyiapkan lahannya untuk pemindahan yang aman. Seiring dengan undang-undang desa, pemerintah harus beli atau tukar guling dan tanah ini kita serahkan ke desa," jelasnya.
Chori menyebut, tahun ini bakal sudah ada kepastian terkait penyiapan lahan alternatif bangunan sekolah. Pihaknya segera melakukan rapat dengan Camat, Kepala Desa, dan BPD Desa.
Baca Juga : 19 Maret, Potensi Curah Hujan di Wilayah Jatim Menurun, Hanya Ada Hujan Lokal di Sebagian Wilayah
"Setelah itu sudah ada (lahan alternatif) kita bicara tukar gulingnya, baru perencanaannya," imbuhnya.
Diketahui pergerakan tanah itu terjadi pada Kamis 14 Maret 2024, mengakibatkan beberapa lahan persawahan mengalami retak, SD/SMP Satu Atap mengalami beberapa keretakan. Lalu 10 rumah mengalami keretakan pada tembok sekitar 10 sampai 18 sentimeter.
Kemudian jalan aspal mengalami ambles sekitar 20 centimeter hingga 30 centimeter. Beberapa tahun lalu, kondisi serupa juga melanda kawasan tersebut, sehingga warga yang terdampak harus dievakuasi di kawasan yang tidak jauh dari rumah mereka.