JATIMTIMES - Pergerakan tanah mengancam warga di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penjabat Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menyiapkan strategi demi keselamatan warganya.
Beberapa strategi tengah dipersiapkannya setelah meninjau langsung dampak pergerakan tanah yakni keretakan pada rumah warga, sekolah satu atap, sawah serta jalan, Selasa (18/3/2024). Saat mengunjungi sekolah satu atap, Aries melihat retakan yang sudah diberi garis polisi cukup membahayakan jika digunakan aktivitas pembelajaran di sana.
Baca Juga : Hasil Analisa Tanah Gerak di Dusun Brau Kota Batu Ada Akuifer Besar di Bawah Lapisan Tanah
"Posisi sekolah satu atap sangat rawan dan juga akan berdampak terhadap keselamatan siswa murid apabila dibiarkan tetap bersekolah di sana," ungkap Aries usai memantau ara sekolah satu atap.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan dengan mencari tempat relokasi untuk warga yang tidak jauh dari Dusun Brau. Aries akan merencanakan lokasi itu bersama Kepala Desa Gunungsari dan Camat Bumiaji.
Nantinya di lahan tanah yang aman bakal didirikan sekolah baru, sebab lokasi saat ini sangat membahayakan. Aries berharap masyarakat bisa memahami risiko tinggi yang ditimbulkan jika siswa tetap bertahan di sekolah satu atap.
"Kami segera mencarikan solusi bersama camat dan kades agar bisa mendapatkan tanah yang tidak jauh dari sekolah yang lebih aman sehingga bisa kita bangun sekolah baru," tambah Aries.
10 rumah warga terdampak juga demikian, akan menempati area yang aman dan tidak membahayakan hidup mereka di tanah relokasi. Rencanya tanah relokasi akan difasilitasi Pemkot Batu.
"Kejadian ini hampir tiap tahun maka harus menjadi perhatian kita bersama. Semakin cepat semakin baik, 10 rumah juga akan dikaji secara utuh seperti apa, kami akan relokasi pelayanan dasar seperti sekolah terlebih dahulu yang paling utama," tutup Aries.
Baca Juga : Ketua Komisi D Dukung Langkah Menteri AHY Bongkar Mafia Tanah di Jatim
Sementara itu, BPBD Kota Batu telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan relokasi area dan bangunan terdampak. Saat ini, pihaknya bersama warga sudah melakukan penutupan jalan aspal yang retak dengan menggunakan cor.
“Kalau dari hasil kajian PVMBG, BPBD Provinsi dan Geologi UB yang telah dilakukan sejak terjadi tanah gerak beberapa tahun lalu, kawasan tersebut memang tidak direkomendasikan untuk ditempati karena kondisi tanah yang labil,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu, Agung Sedayu.
Diketahui pergerakan tanah itu terjadi pada Kamis 14 Maret 2024, mengakibatkan beberapa lahan persawahan mengalami retak, SD/SMP Satu Atap mengalami beberapa keretakan. Lalu 10 rumah mengalami keretakan padabtembok sekitar 10 sampai 18 centimeter.
Kemudian jalan aspal mengalami ambles sekitar 20 centimeter hingga 30 centimeter. Beberapa tahun lalu, kondisi serupa juga melanda kawasan tersebut, sehingga warga yang terdampak harus dievakuasi di kawasan yang tidak jauh dari rumah mereka.