JATIMTIMES - Rasulullah SAW memiliki banyak sahabat dengan berbagai macam kelebihan. Salah satunya adalah sosok sahabat yang begitu pandai menulis dan membaca. Bahkan tulisan atau karya syairnya, sangatlah membuat Rasulullah SAW terkesan.
Siapakah sosok sahabat itu?
Baca Juga : Update 15 Maret, 10 Perjalanan Kereta Api Ini Masih Dibatalkan Imbas Banjir Semarang
Ya, sosok sahabat itu adalah Abdullah bin Rawahah. Kalimat syairnya mampu membuat pasukan muslim berkobar semangat dan keberaniannya untuk berperang menghadap musuh.
Selain kelihaiannya sebagai penyair, sosok Abdullah bin Rawanah juga merupakan merupakan sosok pemberani. Ia pun turut berperang bersama pasukan muslim dalam Perang Mu'tah.
Dari sebuah buku Sirah 60 Sahabat Nabi Muhammad SAW oleh Ummu Ayesha, pada satu Jum'at pagi, Rasulullah SAW bersiap bersama pasukan muslim untuk berperang menghadapi pasukan Romawi. Kemudian, diberangkatkanlah 3.000 pasukan muslim.
Salah satu pasukan diantaranya adalah Abdullah bin Rawahah. Namun saat utu, Abdullah bin Rawahah justru tak kunjung berangkat. Saat itu ia berniat terlebih dahulu untuk mendirikan shalat bersama Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW yang mengetahui niat Abdullah bin Rawahah kemudian mengatakan hal yang membakar semangat Abdullah untuk segera berangkat.
"Jika engkau bisa bersedekah dengan seluruh yang ada di permukaan bumi ini, sungguh engkau tetap tidak bisa mencapai pahala mereka yang berangkat pagi ini."
Perkataan Rasulullah SAW kemudian mengena dalam pikiran dan hati Abdullah. Selepas itu, ia tersadar dan lantas bergegas berangkat ke medan pertempuran. Abdullah lantas memacu kudanya untuk menyusul pasukan muslim.
Kemudian Abdullah bin Rawahah tiba dan bersatu dengan pasukan muslim di satu tempat, yakni di daerah Maan. Disitu, kemudian muncullah informasi bahwa pasukan musuh jumlahnya melebihi pasukan muslim.
Baca Juga : 7 Rekomendasi Film Islami Indonesia, Cocok Buat Nonton Bareng Sambil Nunggu Buka Puasa
Pasukan Heraklius saat itu mencapai 100.000 pasukan. Dan ditambah lagi dengan pasukan Romawi yang berjumlah 3000 pasukan. Mengetahui banyaknya jumlah pasukan musuh, membuat pasukan muslim sedikit timbul kekhawatiran.
Mengetahui itu, Abdullah bin Rawahah mengobarkan semangat dan keberanian pasukan muslim. Ia kemudian berkata, Wahai sahabat-sahabatku, Demi Allah! Sesungguhnya, apa yang kalian tidak suka, itulah yang kita cari, yaitu kesyahidan. Kita memerangi musuh bukan karena jumlah dan kekuatan mereka. Tapi karena agama ini yang dengannya Allah telah memuliakan kita. Marilah, sesungguhnya apa pun akhirnya pasti kebaikan buat kita, kemenangan atau kesyahidan."
Rasulullah SAW yang saat itu berada di Madinah kemudian bertemu dengan beberapa sahabat. Saat itu ia sempat berbincang dan mendapatkan kabar tentang kondisi perang Mu'tah. Beberapa sahabat dikabarkan telah gugur. Hal tersebut sempat membuat Rasulullah SAW menunduk dengan mata yang berkaca-kaca.
"Bendera pasukan dibawa oleh Zaid bin Haritsah. Ia bertempur dengan gagah berani hingga ia gugur sebagai syahid. Kemudian bendera diambil oleh Ja'far. Dia pun bertempur dengan gagah berani hingga ia gugur sebagai syahid."
Dalam diam Rasulullah SAW tetap menunduk, "Kemudian bendera itu dipegang oleh Abdullah bin Rawahah. Dia juga bertempur dengan gagah berani hingga gugur sebagai syahid."
Namun tiba-tiba, wajah Rasulullah SAW berubah menjadi gembira. Hal itu karena Allah SWT memberikan tempat terbaik bagi keriga sahabat yang gugur. Rasulullah SAW berkata, "Mereka bertiga dinaikkan ke tempatku di surga."