JATIMTIMES - Cincau hitam adalah salah satu bahan minuman yang saat bulan Ramadan selalu dicari dan menjadi favorit bagi masyarakat. Betapa tidak? Selain nikmat disantap, ternyata juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Jika membahas tentang cincau hitam, ternyata di Kota Malang ada produsen rumahan pembuatan cincau hitam yang telah berdiri sejak tahun 1960. Masyarakat lebih mengenal produsen rumahan cincau hitam tersebut, dengan nama Mak Cao.
Baca Juga : Waspada, 8 Hal Ini Bisa Membatalkan Puasa Ramadan
Mak Cao sendiri berada di Jalan Laksamana Martadinata Gang 6 B No 38 Kota Malang. Saat ini, usaha keluarga tersebut dijalankan oleh generasi ketiga yaitu Hariyati (37).
Hariyati menuturkan, pihaknya selalu mempertahankan kualitas pembuatan cincau hitam dari dahulu. Dan itu merupakan kunci dalam mempertahankan konsumennya.
“Sekarang banyak saingannya, banyak yang ikut produksi cincau juga. Tapi alhamdulillah, pembeli banyak yang memilih tetap beli di sini. Karena memang, kualitas pembuatannya selalu kami jaga," ujar Hariyati, Rabu (13/3/2024).
Pada bulan Ramadan tahun 2024 ini, pihaknya kebanjiran pesanan pembuatan cincau hitam. Pada hari-hari biasa, pihaknya memproduksi sekitar 30 blek cincau per hari dengan berat masing-masing blek sekitar 25 kilogram. Namun di momen Ramadan, permintaan meningkat hingga 300 blek dalam satu hari.
“Di bulan Ramadan ini, kita membuat hingga 300 blek cincau. Dan untuk harga tiap blek cincaunya, dibanderol Rp 50 ribu,” beber Hariyati.
Dalam pembuatan cincau, Mak Cao menggunakan cara pada umumnya, yaitu merebus daun cincau hingga lunak. Namun dalam prosesnya, Mak Cao menggunakan cara tradisional dalam perebusan yakni menggunakan kayu bakar.
“Kalau pakai gas, itu panasnya kurang. Berbeda kalau pakai kayu bakar, itu bisa sampai keluar gelembung diatasnya,” kata Hariyati.
Baca Juga : Bukan Allaahuma Lakasumtu, Ini Ternyata Doa Berbuka Puasa yang Dibaca Rasulullah SAW
Setelah daun cincau lunak, air rebusan diambil sarinya dan dipindah pada tungku lainnya. Selanjutnya dilakukan proses pencampuran bahan-bahan lain.
“Ketika bahan-bahan seluruhnya sudah dicampur, dilanjutkan proses pengadukan sambil direbus lagi selama 1,5 jam. Baru kemudian, dipindah ke blek untuk pendinginan. Apabila ditotal, waktu pembuatan bisa memakan waktu sekitar 6 jam,” beber Hariyati.
Saat ini, Hariyati menjelaskan bahwa kendala pada proses pembuatan bahan daun cincau itu sendiri. Sebab, faktor cuaca tak menentu membuat petani memilih tidak menanam daun cincau.
“Itu yang membuat kami agak kesusahan. Saya sendiri mengambil daun cincau dari Ponorogo. Sebenarnya di Malang ada, cuma kualitasnya itu beda jauh sama daun cincau dari Ponorogo. Hasilnya tidak bisa bagus,” pungkasnya.