JATIMTIMES - Nama aktivis Ratna Sarumpaet tengah menjadi trending di X (Twitter) hingga Senin (11/3/2024). Hal ini terjadi setelah Ratna ditegur pecalang lantaran keluar naik mobil saat Hari Raya Nyepi di Bali.
Kabar Ratna ditegur pecalang itu ramai setelah diunggah oleh akun X @Heraloebss. Dalam unggahan yang dibagikan, Ratna disebut membuat heboh pecalang lantaran keluar saat Hari Raya Nyepi di Bali. Alasan Ratna keluar disebutkan hendak mencari ATM.
Baca Juga : Mantan Ajudan Milenial Ridwan Kamil Lulus dengan IPK Nyaris Sempurna
"KELUAR SAAT HARI SUCI NYEPI: Ratna Sarumpaet bikin heboh pecalang yang sedang melakukan Pengamanan , Senin, 11 Maret 2024. Alasan : Sedang mencari ATM. Lokasi di Banjar Tandeg, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung , Provinsi Bali," tulis akun tersebut.
Selain hendak mencari ATM, Ratna juga mengaku salah tanggal. Ia mengira bahwa Nyepi dilaksanakan pada tanggal 9. "Ketika itu ia hendak pergi ke ATM. Ia mengaku salah tanggal dikira Nyepi tanggal 9 kemarin," ujar Bendesa Adat Tandeg I Wayan Wartana, dikutip Viva.
Setelah mendapat teguran, Ratna Sarumpaet bersama supirnya kembali ke villa tempatnya menginap. Ia kembali tanpa melontarkan protes.
"Pecalang tadi hanya memberikan teguran secara persuasif agar beliau kembali ke villanya. Kami juga sudah melakukan antisipasi dengan desa adat lain Desa Canggu dan Berawa agar beliau tak kemana-mana dan kembali ke villanya," imbuhnya.
Untuk diketahui selama perayaan Nyepi di Bali, seluruh aktivitas yang berkaitan di luar rumah dihentikan. Layanan internet, saluran televisi hingga radio mati selama 24 jam.
Lantas siapa sosok Ratna Sarumpaet yang viral di X? Ratna Sarumpaet adalah aktivis yang sempat heboh pada 2018 lalu lantaran mengaku dipukuli oleh sekelompok orang tak dikenal di Bandung, Jawa Barat. Kala itu, ibunda aktris Atiqah Hasiholan tersebut juga menunjukkan wajahnya yang lebam bak bekas pukulan.
Seketika itu pula, Tim Pemenangan capres-cawapres 2019 nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno segera membuat konferensi pers setelah menerima kabar bahwa Ratna Sarumpaet telah mengalami penganiayaan.
Namun, Ratna Sarumpaet akhirnya mengakui bahwa wajah lebamnya adalah hasil oplas. Akibat pengakuan itu, Ratna didakwa telah membuat keonaran dengan menyebarkan berita bohong alias hoax.
Melansir berbagai sumber, Ratna rupanya sempat belajar arsitektur di Universitas Kristen Indonesia. Namun ia lebih tertarik pada dunia seni drama. Wanita berusia 70 tahun ini lalu dikenal sebagai penulis naskah dan sutradara drama. Pada 1974, Ibunda Atiqah Hasiholan ini mendirikan teater bernama Satu Merah Panggung.
Pementasannya kebanyakan berisi tentang masalah kemanusiaan dan menuntut keadilan. Salah satu pementasannya yang paling terkenal berjudul Marsinah Menggugat. Selain drama, Ratna juga menggeluti dunia film. Ia mengawali debutnya sebagai sutradara pada tahun 1991, lewat serial televisi Rumah Untuk Mama, yang tayang di TVRI.
Baca Juga : Kurnia Meiga Trending di X usai Mantan Istri Bongkar Alasan Bercerai
Lalu pada 2007, ia menyadur naskah drama Pelacur & Sang Presiden ke dalam skenario film berjudul Jamila dan Sang Presiden. Film ini ia sutradarai sendiri dan diperankan oleh putrinya Atiqah Hasiholan dan berhasil mendapat berbagai penghargaan di festival film internasional. Tahun 2010, Jamila dan sang Presiden diterima oleh panitia Academy Awards ke-82 sebagai wakil Indonesia dalam kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.
Wanita kelahiran Tapanuli Utara ini juga dikenal sebagai seorang aktivis HAM. Di tahun 1997 silam, ia memutuskan untuk melakukan perlawanan. Ratna menghentikan sementara kegiatannya sebagai seniman dan mengumpulkan 46 LSM untuk membentuk aliansi bernama Siaga. Organisasi ini merupakan yang pertama menyerukan agar Soeharto lengser. Setahun kemudian ia mendapatkan penghargaan Female Human Rights special Award dari The Asian Foundation For Human Rights di Tokyo, Jepang.
Tak berhenti disitu, kiprah Ratna sebagai aktivis juga berlanjut dengan mendirikan Ratna Sarumpaet Crisis Centre yang menangani masalah kelaparan, korupsi, hingga KDRT. Ketika bencana tsunami menghentak Aceh dan Nias, RSCC dijuluki semua pihak sebagai kelompok paling militan. Masuk paling awal mengevakuasi mayat dan berhenti paling akhir. Tak heran jika kemudian RSCC dianugerahi Tsunami Awards pada 2005.
Tak hanya menulis naskah dan skenario drama serta film. Mertua Rio Dewanto ini juga meluncurkan novel berjudul Maluku Kobaran Cintaku pada 10 Desember 2010. Sebagai seorang aktivisi yang vokal menyerukan keadilan, Ratna sangatlah akrab dengan penjara. Beberapa kali ia ditangkap dan harus mendekam di sel.
Pada 1997, dia sempat dikurung ketat oleh kepolisian di sepanjang jalan Warung Buncit, di mana Ratna dan kawan-kawan mengusung sebuah keranda bertuliskan “DEMOKRASI”. Karena hal ini Ratna dan kawan-kawannya sempat ditangkap dan diinterogasi selama 24 jam.
Maret 1998, ia ditangkap dan dipenjara selama 70 hari karena menyebarkan kebencian dan menghadiri pertemuan politik "anti-revolusioner". Hal yang sama juga terjadi pada 2 Desember 2016 lalu. Ratna ditangkap di sebuah hotel di Jakarta karena dicurigai menjadi bagian dari kelompok yang diduga merencanakan kudeta terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo. Namun ia dibebaskan keesokan harinya.
Saat pilpres 2019, Ratna juga tercatat sebagai satu juru kampanye pasangan capres dan cawapres 02 Prabowo Subianto serta Sandiaga Uno. Ia juga dikenal sebagai salah satu sosok yang kerap mengkritisi kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo.