free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Mau Taubat karena Ramadan, Wanita Open BO di Malang Keburu Terciduk Aparat

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Yunan Helmy

11 - Mar - 2024, 18:25

Placeholder
Bunga (nama samaran, kiri), saat diamankan oleh Satpol PP Kota Malang Senin (1/3/2024) dini hari.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

JATIMTIMES - Sebut saja Bunga, wanita cantik asal Banten yang berusaha mengais rezeki di Kota Malang. Bukan sebagai karyawan sebuah perusahaan atau buruh pabrik, Bunga memilih bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK). 

Namun apes bagi wanita cantik berusia 24 tahun ini. Minggu (10/3/2024) malam, ia terjaring dalam operasi penyakit masyarakat (pekat) yang digelar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang. 

Baca Juga : Guru Wanita di Malang Jadi Korban Begal, Pelaku Sempat Lempar Batu

Bunga kedapatan berada di sebuah kamar di Dewarna Hotel Jalan Zainul Arifin daat sebagian warga muslim usai melakukan salat Tarawih. 

Bunga yang tengah menerima pria hidung belang yang akan menggunakan jasa esek-eseknya tak dapat mengelak. Sesaat setelah pelanggannya datang, ada petugas yang mengetuk pintu untuk melakukan pemeriksaan. 

"Iya, saat itu saya baru saja kedatangan tamu. Lalu setelahnya ada petugas datang. Kami masih belum ngapa-ngapain. Saya masih menggunakan celana pendek dan kaus," ujar Bunga. 

Dia pun terkejut saat akhirnya harus dibawa ke Mako Satpol PP Kota Malang untuk diperiksa atas pekerjaan yang baru dia jalani selama tak lebih dari 4 bulan itu. 

Kepada JatimTIMES, Bunga mengaku bahwa sebenarnya ia sudah berniat untuk menyudahi pekerjaannya di bisnis esek-esek. Bulan Ramadan jadi alasannya. 

Bunga menyebut ingin melakukan aktivitas di Bulan Ramadan bersama buah hatinya yang saat ini masih belum genap berusia 5 tahun. Namun sayang, niatnya untuk bertaubat belum kesampaian, malah lebih dulu diciduk aparat. 

"Saya single parent. Sebenarnya juga mikir, bagaimana anak saya. Saya ingin menemani dia selama Bulan Ramadan. Saya ingin berhenti dari pekerjaan ini," ungkap wanita berparas ayu ini. 

Bunga biasanya mencari pelanggan dengan memanfaatkan salah satu aplikasi. Pekerjaan itu pun ternyata ia akui terpaksa ia pilih agar tetap bisa menghasilkan uang, termasuk keperluan anaknya. 

"Ya mau bagaimana lagi. Zaman sekarang cari kerja juga susah. Jadi, mau tidak mau," imbuh Bunga. 

Baca Juga : Download Profile Picture Anime Berbusana Muslim dan Si Oyen yang Lagi Viral, Lucu Banget!

Untuk sekali kencan, ia mematok l harga di kisaran Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Dalam sehari, paling banyak ia menerima hingga 5 orang pria untuk mengencaninya.  "Saya biasanya Rp 300 ribu sudah nett (tidak bisa ditawar)," katanya. 

Dirinya pun mengaku bahwa menjadi PSK juga atas saran dari sejumlah teman yang dulunya juga menjajaki bisnis serupa. Termasuk saran untuk menjajal bisnis esek-esek di Malang. 

"Tapi teman (yang menyarankan) itu sudah berhenti. Jadi, ada slentingan-slentingan, coba aja di Malang," katanya.

Ditambah rasa penasaran untuk menjajaki Jawa Timur, khususnya di Kota Malang, ia pun akhirnya beranjak ke Malang. Sementara sebelumnya, ia banyak beraktivitas di kerabatnya yang ada di Bali. 

"Kalau di Bali hanya main-main saja. Tapi kalau untuk kerja begini (open BO), baru di Malang," ungkapnya dengan nada menyesal. 

Saat ini, dirinya pun harus menjalani pembinaan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang. Selain itu, Bunga diminta untuk melakukan wajib lapor ke Kantor Satpol PP Kota Malang. 


Topik

Peristiwa Wanita open BO Open BO Satpol PP Kota Malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Yunan Helmy