JATIMTIMES - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur (Jatim) merekomendasikan relokasi terhadap warga terdampak bencana tanah gerak di Dukuh Sumberlamong, Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto menjelaskan, rekomendasi untuk relokasi tersebut disampaikan usai pihaknya melakukan peninjauan langsung dan diskusi dengan sejumlah pihak di lokasi kejadian bencana tanah gerak.
Baca Juga : Cegah Longsor Susulan, Pj Wali Kota Malang Minta Normalisasi di Tanjungrejo Dihentikan Sementara
"Setelah meninjau dan berdiskusi dengan perwakilan warga dan perangkat desa di sini, rekomendasi mendesak atas kejadian tanah gerak ini adalah relokasi," ujar Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (9/3/2024).
Terkait upaya tersebut, Tim BPBD Jatim akan berkoordinasi dengan Pemkab Jombang dan perangkat Desa Sambirejo. Koordinasi dilakukan untuk pencarian lahan alternatif sebagai solusi relokasi warga terdampak.
Diketahui, rekahan tanah yang berada di Dukuh Sumberlamong, Dusun Jumok, Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam ini kini semakin mengkhawatirkan. Lebih lagi setelah hujan deras yang mengguyur wilayah ini, Rabu (6/3/2024) malam lalu.
Akibat kejadian ini, 34 jiwa telah mengungsi di rumah saudaranya akibat rusaknya 12 unit rumah di wilayah setempat.
Merespon kondisi ini, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto telah meninjau langsung, bersama Kadis PU Bina Marga Jatim, Kadis PU SDA Jatim, Kadis PU Cipta Karya Jatim dan Kalaksa BPBD Kabupaten Jombang Dwijo Pranowo.
Turut mendampingi, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim Satriyo Nurseno, Analis Kebencanaan Bidang Pencegahan Dadang Iqwandy dan Kades Sambirejo Sungkono.
Baca Juga : Bekas Longsor di Tanjungrejo Kota Malang Masih akan Ditutup Sesek Bambu
Berdasar assessment di lokasi, gerakan tanah di lokasi telah membuat tanah amblas sekitar 50-70 cm, jaringan irigasi rusak, jaringan listrik rusak dan wilayah RT 03 RW 4 Dusun Jumok, Desa Sambirejo terisolasi, kecuali akses kendaraan roda dua.
Sebenarnya, potensi tanah gerak di lokasi tersebut sudah pernah ditinjau BPBD Jatim sejak Februari 2023 lalu. Dari peninjauan lapangan kala itu, didapati retakan tanah dan bangunan di 10 rumah milik warga setempat.
Saat itu, retakan tanah yang terjadi di Sumber Lamong ini sudah berlangsung tiga kali, dan yang terakhir terjadi di tahun 2022. Sepanjang waktu itu, warga pemilik rumah hidup dengan rasa was-was. Lebih lagi, saat terjadi hujan deras di malam hari. Mereka, akan memilih untuk standby di teras rumah.
Berdasar Peta Prakiraan Wilayah Gerakan Tanah yang dikeluarkan Badan Geologi Kementerian ESDM per Bulan Februari 2023 lalu, wilayah Wonosalam Jombang memang masuk kategori merah atau memiliki potensi terjadinya gerakan tanah yang tinggi.