JATIMTIMES - Padepokan Seni Mangundharma menjadi bagian dari 10 besar padepokan seni dari seluruh Indonesia yang lolos program Galeri Indonesia Kaya (GIK) 10 tahun bhakti budaya Djarum Foundation bertajuk "Kado untuk Sanggar".
Untuk merealisasikan program ini, Padepokan Seni Mangundharma akan menyajikan sebuah pertunjukan wayang topeng Malang dengan konsep yang berbeda dan tidak sama dengan pertunjukan wayang topeng Malang tradisional lainnya.
Project Manager Pertunjukan Wayang Topeng Malang dari Padepokan Seni Mangundharma Siti Nurvianti menyampaikan bahwa pertunjukan wayang topeng Malang nantinya akan mengambil cerita tentang "Klana Rangga Puspita".
"Konsepnya berbeda dengan pertunjukan wayang topeng tradisional pada umumnya. Jadi kita mencoba mendekatkan penonton dengan wayang topeng. Jadi, nanti konsep kita penonton menjadi satu area dengan arena panggung," ungkap Siti, Sabtu (2/3/2024).
Siti menuturkan, dalam pementasan wayang topeng Malang kali ini, terdapat tiga orang yang akan memimpin jalannya pertunjukan. Yakni Ki Soleh Adi Pramono sebagai sutradara atau dalang, kemudian Eko Ujang sebagai tokoh utama serta Tri Wahyuningtyas selaku koreografer.
Siti menyebutkan, pertunjukan wayang topeng Malang dengan mengangkat cerita "Klana Rangga Puspita" ini dilakukan setidaknya oleh 40 orang. "Kalau untuk jumlah personel yang ikut dalam gelaran pertunjukan wayang topeng Malang ini sekitar 40 orang. Mulai dari dalang, penari hingga pengrawit. Tapi itu di luar tim produksi atau tim di balik layar seperti saya," jelas Siti.
Lebih lanjut, disinggung mengapa mengambil cerita "Klana Rangga Puspita" dalam pertunjukan wayang topeng Malang kali ini, Siti mengatakan hal itu merupakan tawaran dari sang sutradara Ki Soleh Adi Pramono.
Siti mengaku sempat menanyakan kepada Ki Soleh Adi Pramono terkait cerita yang belum pernah ditampilkan. Maka sang sutradara menjawab, cerita Klana Rangga Puspita yang belum sempat ditampilkan.
"Kemudian beliau cerita ada Klana Rangga Puspita. Biasanya di cerita, pakemnya klana itu jahat. Kemudian ini maestronya sendiri yang punya ide lah di sini Klana itu baik-baik," ujar Siti.
Nantinya, menurut Siti, Ki Soleh Adi Pramono akan menabrak pegangan yang ada terkait pembawaan dari sosok Klana Rangga Puspita. Di dalam cerita-cerita pewayangan topeng, tidak ada ceritanya Klana menikah.
"Tetapi di cerita Klana Rangga Puspita, sosok Klana berhasil menikahi seorang putri. Jadi Ki Soleh memang mendekonstruksi sosok Klana itu tadi. Sehingga di cerita ini nanti kita menyebutnya rabine Klana," kata Siti.
Nantinya, sang sutradara akan membawakan cerita Klana Rangga Puspita dengan tiga bahasa. Yakni bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan Bahasa Bali. Tentunya, kombinasi tiga bahasa ini akan membuat pementasan semakin mengesankan.
Disinggung lebih rinci lagi mengenai konsep serta penataan artistik panggung pertunjukan, Siti enggan berbicara banyak. Menurut dia, jika ingin tahu lebih banyak mengenai pertunjukan, maka dirinya mempersilakan masyarakat untuk menonton pertunjukan wayang topeng Malang pada Jumat (8/3/2024) di Padepokan Seni Mangundharma yang berlokasi di Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
"Kita open gate mulai pukul 18.00 WIB dan acara akan dimulai sekitar pukul 19.30 WIB. Acara akan berlangsung sekitar 2 jam dan tiketnya gratis. Penonton hanya dianjurkan untuk membeli merchandise sebagai bentuk apresiasi kepada kami," pungkas Siti.