JATIMTIMES - “Avatar” saat ini sedang menjadi perhatian publik di seluruh dunia usai Avatar: “The Last Airbender” resmi dirilis Netflix pada 22 Februari 2024 lalu. Tayangnya serial live action ini bisa dibilang sangat dinantikan, terutama oleh penggemar kartunnya. Rating serial live action Avatar: The Last Airbender di Rotten Tomatoes hingga saat artikel ini ditulis berada di skor 59% dengan skor audiens 76%.
Selain Avatar: “The Last Airbender” ada juga film Avatar lain yang tak kalah menjadi perhatian para penonton. Film tersebut adalah “Avatar: The Way of Water” karya James Cameron yang tayang pada 16 Desember lalu.
Baca Juga : Ditetapkan Tersangka, Ini Peran Gus Samsudin di Kasus Konten 'Bertukar Pasangan'
Namun, dibandingkan dengan Avatar karya James, penonton lebih terbuka pada Avatar : “The Last Airbender”. Hal itu karena Avatar Aang lebih dahulu ada di alam semesta. Kisah si pengendali empat elemen dan penghubung dunia manusia dan roh tersebut merupakan salah satu serial televisi paling populer di masa tayangnya, baik di Amerika maupun di dunia.
Penonton telah lebih dulu mengenal Avatar lewat sosok Aang yang kocak namun pemilik kekuatan paling ditakuti di dunia para pengendali api, air, bumi dan udara. Barulah kemudian di tahun 2009, penonton diperkenalkan semesta lain, Avatar Cameron yang merujuk identitas fisik suku Navi’i yang direkayasa genetik, di bumi Pandora.
Dua penggambaran Avatar yang berbeda satu sama lain, namun sama-sama populer, memunculkan pertanyaan menggelitik di kalangan masing-masing penggemar: manakah yang merupakan Avatar ‘sejati’? Lalu, apakah keduanya benar-benar terpisah atau sebenarnya memiliki hubungan tersendiri?
Pada kenyataannya, dua Avatar di atas sama-sama merupakan hasil karya dari dua pihak yang berbeda. James Cameron membuat film Avatar yang didistribusikan di bawah 20th Century Studios. Di lain sisi, Michael Dante Di Martino dan Bryan Koetzko membuat serial televisi Avatar dalam jaringan Nickelodeon.
Fakta “Avatar: The Last Airbender” atau yang populer juga dengan judul “Avatar Aang”, muncul sejak tahun 2005 tak membuat serial televisi populer ini menjadi yang pertama menciptakan dunia Avatar. Meski film “Avatar” muncul empat tahun setelahnya, Cameron nyatanya telah mengumumkan proyek film ini sejak 1996, setelah rilisnya film legendaris “Titanic”.
Kemunculan serial “Avatar Aang” di tahun 2005 dan perencanaan film “Avatar” sejak tahun 1996, membuat sulit bagi penggemar untuk membayangkan adanya kaitan di antara kedua proyek tersebut, apalagi kemungkinan ‘siapa mengambil ide siapa’. Kemungkinan keterkaitan itu semakin tipis mengingat serial dan film, memiliki cerita dan penggambaran semesta yang cukup jauh berbeda.
Avatar versus Avatar
Persoalan muncul ketika berkaitan dengan hak cipta. Inilah yang menjadi pembicaraan baru-baru ini, khususnya di kalangan penggemar Avatar Aang. Dipicu oleh cuitan animator sekaligus asisten sutradara “Avatar: The Last Airbender”, Giancarlo Volpe yang mengungkapkan fakta menarik tentang nama ikonik “Avatar”.
Ternyata, serial “Avatar: The Last Airbender” yang telah berkembang sebagai sebuah waralaba, semula ingin menggunakan judul “Avatar” saja, alih-alih memberi tambahan “The Last Airbender”. Tapi sayangnya, Cameron ternyata sudah memegang hak cipta untuk film berjudul “Avatar”.
"Pada tahun 2004 kami mengetahui bahwa kami harus mengubah nama acara kami dari Avatar menjadi ‘Avatar the Last Airbender’ karena James Cameron sudah memiliki hak atas film berjudul Avatar,” cuit Volpe di akun Twitter terferivikasinya.
Yup, Cameron telah mengumumkan secara resmi proyek film Avatar sejak lama, dan memegang hak atas judul itu selama belasan tahun hingga film “Avatar” dirilis di tahun 2009.
Baca Juga : Rasulullah SAW Berdoa untuk Penyiksa Sahabatnya, Azab Allah pun Datang
Volpe sendiri tak menyebutkan adanya keterkaitan tertentu pada dua “Avatar” ini, selain pada judul atau nama. Akan tetapi, Volpe mencoba mengungkap adanya ‘kesamaan’ yang bisa terlihat di antara keduanya, khususnya pada film kedua “Avatar”.
Kesamaan itu yaitu pada pilihan Cameron mengeksplorasi dunia air. sebagaimana diketahui, premis “Avatar: The Last Airbender” berpusat di sekitar seorang anak laki-laki bernama Aang, Airbender dan Avatar terakhir yang masih hidup. Seorang Avatar di alam semesta ini berarti seseorang memiliki kemampuan untuk menggunakan keempat elemen, Bumi, Udara, Angin, dan Api.
Kebetulan, film “Avatar: The Way of Water” adalah tentang dunia air. Seperti yang dikatakan Volpe dengan bercanda di cuitannya, jika Na'vi, karakter dalam film “Avatar”, mulai muncul dengan kekuatan pengendalian Bumi dan Api, maka Volpe dan timnya bisa saja menuntut secara hukum.
“Sekarang sekuelnya disebut ‘The Way of Water’. Jika bagian 3 disebut 'The Firebending Masters', kami rusuh,” imbuhnya.
Namun terlepas dari itu semua, dua waralaba Avatar itu mengalami kesuksesan besar di pasaran.
“Avatar” Cameron merupakan proyek besar dan jangka panjang. Tak hanya sampai pada sekuel, Cameroon juga masih memiliki tiga film lanjutan lagi yang kini dalam tahap pengembangan.
Sementara serial “Avatar” yang tayang sepanjang 2005 hingga 2008 telah berkembang ke dalam berbagai proyek lanjutan, termasuk sekuelnya yang tak kalah populer, “The Legend of Kora” (2012-2014”.
Tak berhenti di situ, semesta “Avatar: The Last Airbender” masih akan berlanjut. Dilansir dari Collider, waralaba kini tengah mempersiapkan trilogi film animasi dengan menggandeng Paramount Pictures. Film pertama dari trilogi ini dijadwalkan rilis di bioskop pada 10 Oktober 2025.