JATIMTIMES - Kasus bullying atau perundungan terhadap santri di lingkungan pondok pesantren (ponpes) yang ada di beberapa wilayah di Indonesia, mulai dari Makassar, Malang hingga Kediri jadi perhatian Bupati Malang HM Sanusi.
Berdasarkan rangkuman JatimTIMES.com, perundungan di lingkungan ponpes sedang marak terjadi di akhir tahun 2023 hingga Februari 2024 ini. Tercatat pada 4 Desember 2023 telah terjadi aksi perundungan terhdap ST (15) yang dilakukan oleh seniornya di Ponpes Babul Khairat, Desa Ngamarto, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang bernama Ahmad Firdaus (19).
Di mana hal itu terjadi bermula ketika korban menanyakan pakaiannya yang berada di laundry yang dikelola oleh pelaku. Namun, pelaku berdalih tersinggung dengan perkataan dari korban yang membuat pelaku mengambil setrika uap panas dan menancapkan ke dada kiri korban hingga melepuh.
Pihak keluarga korban kemudian melaporkan kepada pihak kepolisian pada 6 Desember 2023 lalu dan Februari 2024 lalu pelaku ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Kemudian, aksi perundungan juga terjadi salah satu ponpes di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Di mana korban dinyatakan meninggal dunia usai dianiaya seniornya pada Februari 2024. Korban dipukul oleh seniornya berkali-kali di bagian kepala hingga membuat korban tak sadarkan diri dan kemudian dinyatakan meninggal dunia. Pelaku pun telah ditangkap oleh pihak kepolisian.
Selanjutnya, yang terbaru yakni aksi perundungan di Ponpes Tartilul Qur'an Al-Hanifiyyah Mojo, Kediri. Di mana korban atas nama BB (14) meninggal dunia setelah dikeroyok dan dianiaya oleh para seniornya pada Februari 2024.
Korban yang berasal dari Banyuwangi itu menjadi korban perundungan hingga meninggal dunia oleh empat seniornya. Kuasa hukum para pelaku mengungkapkan, bahwa alasan para senior memukuli korban karena susah dinasihati untuk salat berjamaah.
Hingga pada akhirnya korban mengalami luka-luka serius dengan kondisi pucat akibat dikeroyok oleh seniornya dan sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun, saat berada di rumah sakit, korban meninggal dunia.
Pihak ponpes sempat memberikan klarifikasi bahwa korban meninggal dunia akibat jatuh di kamar mandi. Tetapi berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, korban dinyatakan meninggal dunia karena telah dikeroyok oleh empat orang seniornya di ponpes.
Merespons kejadian perundungan yang terjadi di lingkungan ponpes, Bupati Malang HM. Sanusi meminta ponpes-ponpes yang ada di Kabupaten Malang dapat menghadirkan lingkungan ponpes yang sehat, nyaman dan aman untuk belajar. Salah satunya di Ponpes Roudlotul Baitil Maghfiroh.
Terlebih lagi, di Kabupaten Malang banyak sekali ponpes berdiri dan memiliki banyak santri dari seluruh penjuru Indonesia. Di mana ponpes-ponpes tersebut tersebar di 33 kecamatan di Kabupaten Malang.
"Mengingat baru-baru ini ada kasus perundungan atau bullying yang terjadi di lingkungan pondok pesantren. Berharap hal tersebut tidak terjadi di Kabupaten Malang," ujar Sanusi dalam keterangannya dikutip Kamis (29/2/2024).
Maka, orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang itu mengajak semua pihak terlibat dalam upaya menghadirkan penyelenggaraan pendidikan di ponpes yang berkualitas.
"Untuk itu, mari bersama menjaga dan perkuat komitmen untuk senantiasa menyelenggarakan pendidikan berkualitas di pondok pesantren," tutur Sanusi.
Menurut alumnus IAIN Sunan Ampel (sekarang UIN Sunan Ampel) ini, ketika penyelenggaraan pendidikan di ponpes semakin berkualitas, maka eksistensi ponpes tersebut akan terus meningkat.
"Serta mampu menjadi lembaga pendidikan yang mandiri dan mampu menghasilkan generasi muda yang bermartabat," pungkas Sanusi.