JATIMTIMES - Wilayah perbukitan di sekitar Jalan Rajekwesi Desa Tumpakrejo, Kalipare, Kabupaten Malang rawan mengalami longsor. Dalam dua tahun terakhir, bencana tersebut terjadi di tiga titik berbeda.
Namun sayangnya, ruas jalan yang ambrol belum tertangani hingga kini. Terbaru, tanah longsor menggerus badan jalan akses Kalipare-Donolmuyo itu pada Senin (26/2/2024).
Baca Juga : Tindak Lanjuti Instruksi Presiden RI, Pj Wali Kota Malang Tinjau TPA Supit Urang
Hal tersebut dibenarkan Kordinator Bina Marga Kecamatan Kalipare UPT Pagak, Siswanto. Ia menceritakan, bahwa kejadian longsor di tiga titik sekaligus terjadi di tahun 2022 lalu. Longsor itu menggerus sebagian bahu jalan dan badan jalan.
"Sudah sejak longsor pada tiga titik bersamaan tahun 2022. Terbaru, dua hari ini sedikit memperparah yang sudah longsor di Rajekwesi. Rawan memang, terutama di tikungan," kata Siswanto saat ditemui, Selasa (27/2/2024).
Menurut penuturannya, ketika hujan turun, resapan air pada tanah tebing hingga ke sisi jalan raya mengakibatkan terjadinya tanah gerak. Apalagi tak ada parit yang menampung aliran air hujan di sisi jalan raya.
Dikatakan Siswanto, ruas jalan tersebut menjadi satu satunya jalan protokol penghubung dua kecamatan. Selain itu, jalan yang sempit harus dilewati segala jenis kendaraan termasuk yang bertonase besar.
"Ada faktor alam dengan kondisi tanah labil dengan hujan lebat jadi bergerak. Sedangkan yang melintas di jalan juga banyak yang bertonase besar, sebenarnya tidak boleh yang melebihi kapasitas. Tapi karena kebutuhan masyarakat dan tidak ada jalan lain, makanya tanahnya mengalami penurunan," terangnya.
Dalam hal penanganan, pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan pembenahan serius pada pondasi plengsengan tebing. Namun belum terealisasi maksimal karena kendala terbatasnya anggaran dinas terkait.
Baca Juga : Tingkatkan Keandalan Listrik, PLN UP3 Malang Gelar Panjat Tiang Sampai Tuntas
"Penanganannya sudah sempat dilakukan pemasangan sejenis plengsengan batu belah dengan jangka waktu 10 tahun. Tapi ada keretakan dan akhirnya longsor lagi," katanya.
Menurut catatannya, ada tiga titik badan jalan ambrol tergerus akibat longsor di ruas Jalan Rajekwesi. Titik pertama memiliki kedalaman 20 meter meter dengan panjang lima meter, titik kedua memiliki panjang 12 meter dengan kedalaman 8 meter, titik terakhir memiliki panjang 17 meter dengan kedalaman 3 meter.
Mengenai perbaikan plengsengan, pihaknya sudah kembali mengajukan ke Pemkab Malang. Dia berharap bisa segera terlaksana mengingat Jalan Rajekwesi menjadi akses jalan utama yang berstatus jalan kabupaten.
"Untuk perbaikan katanya akan dilaksanakan segera, tadi dari dinas udah dilakukan survey," tambah dia. Sedangkan untuk solusi jangka panjang, Siswanto menyebut, ada kebutuhan pembukaan akses jalan alternatif dengan melewati lahan Perhutani.