JATIMTIMES - Belakangan ini media sosial platform X (Twitter) tengah dihebohkan dengan beredarnya surat menyentuh yang ditulis oleh Hanif Wicaksono, mantan suami selingkuhan Mardigu Wowiek Prasantyo (Mardigu Bossman) di balik jeruji besi.
Diketahui, selingkuhan Mardigu Bossman bernama Destaza. Dia adalah mantan istri Muhammad Hanif Wicaksono, pria yang dilaporkan Mardigu atas tuduhan pelanggaran UU ITE. Destaza dan Mardigu diduga berselingkuh saat memiliki pasangan sah masing-masing hingga telah bercerai kemudian.
Baca Juga : Beli Mobil Pakai Cek Kosong, Warga Situbondo Ditangkap Polisi
Surat yang beredar di media sosial itu ditulis oleh Hanif Wicaksono menggunakan tulisan tangan. Surat berjudul "Mardigu Penghancur Keluarga dan Perobek Kebahagiaan Anak-anak Saya" itu viral setelah diunggah akun X (Twitter) @PartaiSocmed.
Dalam unggahan akun tersebut, tampak juga Hanif tengah bertemu dan memeluk putranya saat gelaran sidang, usai 4 bulan di penjara.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Andri Syaputra mengatakan, kasus Hanif bermula ketika terdakwa mendapat KTP dari pelapor (Mardigu) terkait Covid-19. Terdakwa dan korban awalnya berteman. Namun, terdakwa curiga istrinya berselingkuh dengan Mardigu.
Hanif lantas menyebarkan KTP Mardigu ke teman-teman dengan tulisan yang bersangkutan selingkuh dengan istrinya. Karena itulah, Mardigu melaporkan Hanif atas tuduhan pelanggaran UU ITE.
Mardigu Penghancur Keluarga dan Perobek Kebahagiaan Anak-anak Saya
Rutan Salemba, 18-02-2024
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera kepada seluruh masyarakat di segenap penjuru Indonesia.
Saya Hanif Wicaksono, seorang ayah yang terpenjara lebih dari 4 bulan/120 hari. Detik demi detik mengais hidup di balik jeruji besi.
Saya sangat merindukan kehangatan ketiga anak saya. Apa yang sudah menimpa saya adalah kezaliman yang luar biasa.
Mardigu Wowiek seorang yang mengaku sebagai motivator, mengaku sebagai mentor ternyata adalah seorang pebinor.
Penghancur keluarga yang sudah saya bina selama hampir 15 tahun.
Baca Juga : Pahlawan Terlupakan: Shodanco Parthohardjono dan Pengibaran Sang Saka di Pemberontakan PETA Blitar
Tidak sampai di situ, dia bahkan berkeras membungkam saya untuk menutupi kebejatannya dengan kriminalisasi saya dan menjerumuskan saya ke dalam penjara agar dia tetap tampil bersih, terhormat di atas panggung.
Membuat tipu-tipu masyarakat luas dengan topeng dan narasi-narasinya.
Kejadian penggerebekan Mardigu dan Destajah (istri saya) dalam satu ranjang di kamar Hotel Novotel Mangga Dua yang dilakukan oleh istri Mardigu (Dita Sastrawiria).
Bahkan penggerebekan berikutnya dilaporkan oleh anak saya sendiri di rumah pribadi saya, dalam posisi saya di dalam penjara adalah kebejatan yang amat sangat di luar batas.
Saya menuntut keadilan dan saya menuntut hak-hak saya yang sudah dirampas oleh Mardigu Wowiik.
Semua saya lakukan dengan niat baik, demi mewujudkan hasil yang baik yaitu marwah, kehormatan saya sebagai seorang kepala keluarga, ayah dan kebahagiaan ketiga anak saya.
Salam saya, Hanif Wicaksono.
NB untuk ketiga putra saya, bapak yakin ada keadilan untuk kebebasan bapak untuk kita berkumpul peluk kembali, membangun susun kembali bata-bata yang sudah runtuh ini. Bapak amat sayang dan rindu kalian semua.