JATIMTIMES - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang mencatat ada lonjakan kunjungan wisata di Kabupaten Malang selama libur panjang Isra' Mi'raj dan momen Imlek tahun ini.
Lonjakan terjadi di 10 destinasi yang cukup favorit. Utamanya oleh wisatawan lokal dan luar daerah pada saat akhir pekan.
Baca Juga : LPTK UIN Malang Samakan Persepsi Dosen dan Guru Pamong Penguji UKIN UKMPPG
Kepala Disparbud Kabupaten Malang Purwoto menjelaskan sepuluh destinasi wisata yang menjadi favorit didominasi wisata murah untuk kalangan keluarga. Di antaranya Pantai Balekambang, Pantai Regent, Pujon Kidul, Santera, Sumbermaron, Coban Rondo, Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Wisata Tanaka, Kebun Teh Wonosari, hingga Boonpring.
"Sepuluh destinasi itu juga relatif favorit di tahun 2023. Saat libur panjang imlek kemarin yang di Bromo saja untuk jasa Jip sudah penuh dan banyak yang nolak," sebut Purwoto, Senin (12/2/2024).
TNBTS memang sering jadi jujugan saat akhir pekan tiba. Diakuinya, beberapa jasa Jip di wilayah Poncokusumo dan Tumpang kewalahan. Cuaca yang tak menentu juga disebut tak menghalangi wisatawan untuk berlibur. Belum lagi, kata Purwoto, lonjakan pada destinasi wisata terjangkau di desa seperti Sumbermaron dan Boonpring. Ia mengatakan terjadi kenaikan kunjungan cukup signifikan.
"Untuk destinasi favorit, dan destinasi yang relatif murah kenaikannya siginifikan. Gambarannya seperti saat Nataru (Natal dan Tahun Baru) kemarin," ucap mantan Camat Wajak itu.
Saat Nataru Disparbud mendata kenaikan rata-rata kunjungan wisata sekitar 50-70 persen. Hal tersebut dinilai berdampak positif terhadap pergerakan perekonomian di desa yang berada di sekitar lokasi.
Baca Juga : Kecelakaan Beruntun di Kota Blitar, 6 Motor Libatkan Anak di Bawah Umur
Di sisi lain, Purwoto mengakui jika kunjungan wisata di luar sepuluh destinasi favorit tersebut masih belum merata. Dikatakan, masalah itu jadi pekerjaan rumah bagi Kabupaten Malang. Utamanya dalam mengangkat dan mempromosikan wisata serta pembenahan fasilitas.
Dampak pertumbuhan penduduk, kata Purwoto, juga secara tidak langsung ikut berpengaruh. Dengan pertambahan penduduk, masyarakat juga memiliki minat yang berubah dengan munculnya banyak destinasi di kota lain seperti Tulungagung dan sekitarnya. Hal tersebut juga dirasa wajar hingga menimbulkan persaingan.
"Tentu kita tetap melakukan promosi wisata. Selain memanfaatkan media sosial kita juga kerja sama dengan media dengan influencer. Mendorong promo, dengan tujuan orang tidak tahu menjadi tahu. Kami menyarankan kepada pengelola agar menerapkan fasilitas yang membuat pengunjung merasa nyaman," terangnya.