JATIMTIMES - Perempuan muda asal Jatim, Hesti Rosa Wulansari baru saja mengikuti kompetisi bisnis paling bergengsi di Indonesia, yakni Diplomat Success Challenge (DSC) Season 14.
Program tersebut merupakan kompetisi kewirausahaan yang memberikan kesempatan kepada kaum muda Indonesia yang berani berwirausaha untuk memperoleh hibah modal usaha total Rp 2,5 miliar pendampingan serta edukasi.
Baca Juga : TNI Polri dan Pemkot Malang Gelar Patroli Gabungan Skala Besar Jelang Pemilu 2024
Selain fokus pada karya untuk Indonesia, DSC Season 14 juga memberikan perhatian pada pemanfaatan bahan-bahan lokal. Melalui inovasi, generasi muda diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi produknya, juga berkomitmen kuat terhadap keberlanjutan.
Adapun yang bertindak sebagai juri (Dewan Komisioner) antara lain, Surjanto Yasaputera, Helmy Yahya dan Antarina S.F Amir dalam kompetisi tersebut.
Wirausahawan juga akan melalui masa inkubasi kewirausahaan dari pengusaha muda sukses lainnya seperti Lead Coach, M. Jupaka, Nilam Sari, Andanu Prasetyo dan Guest Coach, Hendoko Hendroyono, Arief Budiman, Nova Dewi Setiabudi.
Selain itu juga berkesempatan memperluas bisnis dan jaringan melalui komunitas alumni Diplomat Success Challenge, yakni Diplomat Entrepreneur Network (DEN).
Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, perempuan asal Malang, Jawa Timur ini berhasil meraih kategori Most Progressive Challengers. Pada kesempatan tersebut, Hesti Rosa berkompetisi dengan lebih dari 29.780 proposal yang terdaftar.
Perjalanan panjang dimulai dari babak penyisihan hingga final yang menyisakan 12 finalis. Di sini, Hesti Rosa membawa brand Mebiso.com, yang merupakan platform digital asal Jawa Timur yang berhasil menembus babak akhir.
“Saya melewati perjalanan yang cukup panjang, dan berhasil menjadi salah satu orang yang bisa sampai babak final. Perjalanan panjang dimulai dari babak penyisihan hingga final yang menyisakan 12 finalis. Mulai dari penyisihan menjadi 2.500 finalis yang lolos vlog pitch. Dilanjutkan menjadi 450 finalis yang lolos seleksi nasional,” kata Hesti Rosa dalam keterangan yang diterima media ini.
Kemudian, disaring menjadi 45 finalis mengikuti bootcamp di Jakarta. Dilanjutkan kembali menjadi 24 finalis yang mengikuti battle round pertama dan kembali disaring menjadi 18 finalis di battle round kedua. Hingga, di babak final, menyisakan 12 finalis.
“Selama mengikuti kompetisi ini, saya belajar banyak hal. Saya percaya, setiap perjalanan pasti ada pembelajaran di sana. Dengan bertemu banyak relasi dan founders, menurut saya menambah wawasan, dan pengetahuan yang bisa meyakinkan lagi bagaimana caranya memimpin perusahaan. Jadi menurut saya, pembelajaran yang saya dapat di DSC akan saya terapkan ketika saya kembali ke dunia bisnis,” kata dia.
“Saya yakin dengan tambahan pengetahuan selama DSC, Ketika kembali memimpin perusahaan, harapannya adalah semakin terbentuk juga. Saya yakin dan percaya dengan tim yang sudah support sejak awal, akan menjadi kekuatan bagi saya untuk bisa memimpin perusahaan,” lanjut Hesti.
Perjuangan dalam menjalani kompetisi tersebut tidaklah mudah. Hesti harus menjawab berbagai tantangan. Mulai dari mengikuti wajib militer (wamil) hingga terjun langsung ke lapangan untuk praktik berjualan dan membuat event.
“Banyak hal berkesan yang saya dapatkan. Mulai dari mentoring, dan mendapatkan pengalaman langsung,” kata dia.
Usaha tidak menghianati hasil. Perjalanan panjang itu membawa Hesti Rosa mendapat predikat Most Progressive Challenger dalam DSC Season 14. Dalam hal ini dia juga mendapatkan dana hibah sebesar Rp 30 juta.
Baca Juga : Pasca Debat Capres- Cawapres, Mantan Bupati Tuban Fathul Huda Bersama Santri Dukung Prabowo -Gibran
Seperti diketahui, Mebiso.com merupakan jasa merek yang menggunakan AI yang membantu pengusaha melindungi mereknya secara real time dan affordable. Sepanjang tahun 2023, sudah ada ribuan merek yang melakukan pendaftaran melalui JasaMerek.com by Mebiso. Dan nantinya diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga 10 persen per tahun.
Sejak bulan Mei 2023 hingga Januari 2024, sudah ada 3.378 pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengan (UMKM) yang memanfaatkan Dokumen Hasil Analisis (DHA). Artinya, ada tiga ribu lebih pelaku usaha yang meminimalisir usul tolak saat melakukan pendaftaran merek.
Hingga saat ini, tercatat pelaku UMKM yang melakukan pengecekan merek melalui platform Mebiso.com sebanyak 267.006.
“DHA ini mampu mengukur prosentase keberhasilan pendaftaran merek. Pelaku usaha yang belum mendaftarkan mereknya bisa melakukan pengecekan terlebih dahulu. Setelah mendapatkan hasil DHA, jika hasilnya lebih dari 50 persen, bisa melanjutkan untuk daftar merek. agar tak ditolak saat daftar,” kata Hesti.
“Kami melakukan pengecekan merek secara real time. Sehingga, pelaku usaha bisa mendaftarkan mereknya dengan segera,” imbuh dia kembali.
Hesti menyebut, platform ini juga membantu pelaku usaha untuk menjawab kebutuhan perlindungan merek. Mulai dari tahap pra hingga pasca pendaftaran merek.
“Mulai dari memperhitungkan potensi keberhasilan daftar merek, hingga memasang fitur proteksi yang aktif 24 jam dalam satu minggu untuk mendeteksi dan mencegah tindak peniruan merek,” lanjut dia.
“Salah satunya, dengan sistem notifikasi. Pemberitahuan ini bisa didapatkan langsung oleh pemilik merek melalui notifikasi WhatsApp,” lanjut dia.
“Sementara, bagi masyarakat, mampu melindungi tipu daya merek KW (tipuan). Serta, dari sisi pemerintah, mampu mendorong upaya pemerataan perlindungan kekayaan intelektual (KI),” pungkasnya.