JATIMTIMES - Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin (Timnas AMIN), Thomas Lembong atau Tom Lembong, mengaku siap beradu gagasan dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. Ia menyebut Bahlil telah mencapai pucuk tertinggi daripada kekuasaan.
"Saya menganggap Pak Bahlil orang hebat, kita semua tentunya senang melihat orang Papua bisa maju, beliau sudah mencapai pucuk-pucuk tertinggi dari pada kekuasaan jadi saya menghargai sekali pencapaian prestasi beliau dari segi karier, ya," ucapnya ditemui di DPP PKS, Jakarta Selatan, Kamis (1/2/2024).
Baca Juga : Smelter Tembaga Terbesar di Dunia Beroperasi Mei, Gubernur Khofifah: Jangan Cuma Jadi Penonton
Tom Lembong mengaku menghargai adanya peluang untuk beradu data dan juga gagasan dengan Bahlil. “Dan saya juga menghargai peluang untuk kita semua bisa beradu data, beradu gagasan, beradu dokumentasi ya," tegasnya saat ditanyai sindiran Bahlil terkait sosok yang mau menjual hilirisasi nikel.
Lebih lanjut Tom menanggapi pernyataan Bahlil yang tidak menyebutkan nama soal kecurigaan ada antek asing di balik kritikan hilirisasi nikel.
"Saya mensyukuri bahwa kita sebagai sebuah bangsa semakin dewasa berpolitik jadi tidak semakin meninggalkan praktik-praktik lama seperti panggil nama, ya kan," ucapnya.
Tom kemudian mengaku siap untuk beradu debat secara terbuka dan transparan. "Jadi biar masyarakat yang menilai dan kita siap untuk beradu argumentasi adu debat kan secara terbuka dan transparan," tutupnya.
Bahlil Lahadalia sebelumnya mengaku geram banyak yang mengkritisi kebijakan hilirisasi salah satunya untuk nikel. Ia menegaskan saat ini nikel merupakan bahan baku yang besar dan paling dicari oleh negara-negara maju.
Ia pun mempertanyakan mengapa banyak pihak yang mengkritisi hilirisasi nikel. Padahal menurutnya nikel adalah sumber daya alam milik dalam negeri yang berpotensi besar untuk perkembangan industri kendaraan listrik khususnya untuk baterai mobil listrik.
Baca Juga : 24.000 Warga Kota Malang Terima Bantuan Pangan dari Bapanas
"Nah sekarang itu, kita fokus mengembangkan sumber daya alam atau mempromosikan negara lain? Ini lucu negara, atau ada apa nih?" jelas dia dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan, Rabu (24/1).
Bahlil lalu mengaku curiga dengan informasi yang digunakan untuk melobi pemerintahan selanjutnya agar Indonesia tidak lagi melarang ekspor barang mentah. Ia pun menyinggung soal laporan IMF yang sempat merekomendasikan Indonesia untuk mempertimbangkan pelarangan ekspor barang mentah.
"Hati-hati loh! Ini saya menghubungkan. Jangan sampai di bangsa ini ada antek-antek asing untuk masuk merusak tatanan dalam kebijakan publik. Bahaya ini," ungkapnya.