JATIMTIMES - Keharmonisan calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo dengan KH Thoriq bin Ziyad atau yang akrab disapa Gus Thoriq menjadi sorotan sejumlah pihak. Tanpa terkecuali mereka yang menjadi pendukung pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sebagaimana diketahui, Ganjar Pranowo merupakan politisi yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai capres bersama Mahfud MD sebagai cawapres. Sedangkan Gus Thoriq merupakan pengasuh Pondok Pesantren Babussalam yang sekaligus merupakan pengurus Partai Demokrat. Gus Thoriq juga merupakan aleg DPRD Jatim dari Partai Demokrat.
Baca Juga : Tahun 2024, Pasar Induk Among Tani Bakal Jadi Wisata Belanja Juga Tempat Transit
Hal itu kontras karena Partai Demokrat saat ini telah mengusung Prabowo-Gibran sebagai capres dan cawapres dalam Pemilu 2024.
Wakil Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran di Kabupaten Malang Zia'ulhaq mengaku tidak merasa cemburu dengan keharmonisan antara Ganjar dengan Gus Thoriq. Sebab, menurut politisi yang akrab disapa Zia tersebut, hingga kini masih banyak tokoh maupun pondok pesantren (ponpes) yang mendukung Prabowo-Gibran dalam Pemilu 2024.
Meski demikian, Zia tetap menyayangkan adanya pertemuan antara Ganjar dengan Gus Thoriq. "Kami selaku TKD Prabowo-Gibran tentunya menyayangkan hal itu. Artinya, Gus Thoriq itu secara garis partai seharusnya tunduk dan patuh terhadap keputusan partai," ungkap Zia, Rabu (31/1/2024).
Menurut Zia, keputusan Partai Demokrat untuk mendukung Prabowo-Gibran tersebut sudah seharusnya dikedepankan daripada kepentingan personal. "Ya kami selaku TKD menyayangkan saja keputusan yang tidak manut (nurut) organisasi yang di sini dimaksud adalah Partai Demokrat yang mendukung Prabowo-Gibran," imbuhnya.
Sebagaimana diberitakan, Ganjar Pranowo menghadiri pertemuan bersama kiai kampung yang berlangsung di Ponpes Babussalam, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Selasa (30/1/2024). Dalam serangkaian agenda pertemuan bersama kiai kampung bahkan hingga mengisi materi pada agenda silaturahmi dan rembuk kebangsaan, Ganjar terlihat harmonis dengan Gus Thoriq.
Dalam pernyataannya Gus Thoriq seolah tidak ragu mendukung Ganjar agar terpilih sebagai presiden dalam Pemilu 2024. Sebaliknya, Ganjar juga memuji sosok Gus Thoriq yang merupakan inisiator Hari Santri Nasional tersebut, bahkan bakal mengajak yang bersangkutan untuk berkolaborasi.
Ketika dikonfirmasi, keduanya kompak menjawab tidak ada masalah jika mereka berasal dari partai yang berseberangan. Keduanya justru mengaku memiliki banyak kecocokan lantaran sama-sama pernah aktif dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Baca Juga : Bidik Kemenangan Prabowo-Gibran, Partai Demokrat Kampanye Akbar di Malang
"Kalau kepentingan personal itukan bisa karena pertemanan sesama organisasi ekstrakampus. Tapi kalau secara keputusan kelembagaan organisasi (partai), harusnya Gus Thoriq berjiwa besar. Ya karena dia caleg dari Partai Demokrat. Di mana Partai Demokrat itu juga dukung Pak Prabowo-Gibran secara keputusan politik," ungkap Zia.
Sikap politik yang tawadhu semacam itulah yang, menurut Zia, seharusnya diterapkan oleh Gus Thoriq. "Politiknya Gus Thoriq itu seharusnya linier dengan keputusan partai. Beda kalau Gus Thoriq itu hanya relawan atau hanya simpatisan. Gus Thoriq ini masuk struktur Demokrat dan Gus Thoriq itu caleg dari Partai Demokrat," ujarnya.
Zia juga menyayangkan adanya statemen yang menyebut keharmonisan Gus Thoriq dengan Ganjar lantaran keduanya berasal dari organisasi kemahasiswaan yang sama. Menurut dia, masa lalu tersebut tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk kemudian mengabaikan keputusan partai.
"Kalau secara organisasi (partai politik), keputusan kecil itu harus dikalahkan dengan keputusan yang lebih besar. Statemen soal beliau (Gus Thoriq) dengan Ganjar sama-sama GMNI, itu masa lalu. Berlatar belakang apa pun, itu urusan lain dan seharusnya ditinggalkan, tidak boleh," tukasnya.