JATIMTIMES - Ada hal unik di balik kunjungan Ganjar Pranowo dalam agenda pertemuan bersama kiai kampung yang berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Selasa (30/1/2024).
Sebagaimana diketahui, Ganjar Pranowo merupakan politisi yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai calon presiden (capres) bersama Mahfud MD sebagai calon wakil presiden (cawapres). Sedangkan Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, KH Thoriq bin Ziyad atau yang akrab disapa Gus Thoriq merupakan pengurus Partai Demokrat.
Baca Juga : Lolos dari Kejaran Pemilik, Maling Motor di Tulungagung Ini Justru Ditangkap Polisi Setelah Minggat
Hal itu tentunya menjadi kontras, pasalnya Partai Demokrat saat ini telah mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai capres dan cawapres dalam Pemilu 2024. Namun, dalam serangkaian agenda pertemuan bersama kiai kampung bahkan hingga mengisi materi pada agenda silaturahmi dan Rembuk Kebangsaan, keduanya terlihat begitu harmonis.
Ketika dikonfirmasi terkait fenomena yang bisa dikatakan kontras tersebut, keduanya kompak menyebut jika apa yang mereka jalin saat ini merupakan hal yang wajar dalam berpolitik.
"Sama-sama anak bangsa, masa bermasalah. Apalagi dalam kontestasi 5 tahunan kan juga berulang kok. Masa kita tidak bisa mempersatukan," ungkap Ganjar.
Keharmonisan diantara keduanya tersebut, diterangkan Ganjar, lantaran mereka berasal dari organisasi yang sama. Yaitu Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
"Karena kami dari guru yang sama, setidak-tidaknya pemikiran platform ideologinya sama. Rasa-rasanya juga gampang," imbuhnya.
Lantaran memiliki background yang sama itulah, Ganjar menyebut tidak ada masalah apabila keduanya terlihat harmonis. Sebaliknya, Ganjar justru terang-terangan memberi tawaran menggiurkan. Dia akan mengajak sosok inisiator Hari Santri Nasional tersebut, untuk bekerja sama apabila dirinya diamanahi sebagai Presiden Republik Indonesia (RI).
"Saya senang sekali, beliau punya gagasan-gagasan yang tadi disampaikan kepada saya. Mudah-mudahan kalau amanah itu (Presiden) diberikan, kami akan lebih banyak bekerjasama," ujarnya.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Gus Thoriq. Menurutnya, baik Partai Demokrat maupun PDIP adalah partai yang sama-sama berjuang demi masyarakat terutama kalangan santri.
"Demokrat itu sebetulnya partai yang mendukung pertama kali ide Hari Santri, sedangkan PDI Perjuangan juga partai yang mendukung dan meloloskan perjuangan bangsa," ujarnya.
Baca Juga : Bupati Banyuwangi Ajak Jaga Bersama Ketertiban dan Keamanan Pelaksanaan Pemilu 2024
Dijelaskan Gus Thoriq, kolaborasi antara kedua partai tersebut dibuktikan dengan terwujudnya Hari Santri Nasional. "Jadi sebetulnya partai yang sangat mendukung kepada terwujudnya hari santri itu, ya itu, Demokrat dan PDI Perjuangan. Saya berharap sinergi antara dua partai yang telah bersejarah di hari santri ini, bisa tercipta di masa depan," imbuhnya.
Ketika disingung apakah ada teguran paska menjamu Ganjar? Gus Thoriq menjawab dengan sebuah harapan agar dirinya tidak mendapatkan teguran dari petinggi Partai Demokrat.
"Untuk saat ini, saya masih belum pegang HP (handphone) dan belum sempat untuk buka HP. Mudah-mudahan tidak ada teguran. Biasanya (kalau ada) teguran, nanti melalui HP," timpalnya.
Sebaliknya, jika keharmonisan dirinya dengan Ganjar bakal mendapatkan teguran atau bahkan sanksi tegas, Gus Thoriq mengaku tidak akan segan-segan untuk meminta permohonan maaf. "Kalau ada teguran, saya akan minta maaf dan mudah-mudahan masih bisa diterima secara baik. Saya meyakini beliau yang ada di atas pasti bijak dalam melihat masalah ini, karena kita muaranya sama kepada kebaikan negara dan berbangsa," ujarnya.
Gus Thoriq juga tidak memungkiri jika dirinya dan Ganjar memang berasal dari organisasi yang sama. Yakni GMNI. Hanya saja beda generasi. "Kalau beliau (Ganjar) tahun 80,90-an. Kalau saya 90-2000," tukasnya.
Sebagaimana diberitakan, Ganjar menghadiri agenda pertemuan bersama kiai kampung pada Selasa (30/1/2024). Dalam agenda yang berlangsung di Ponpes Babussalam tersebut, Ganjar sempat memberikan wawasan perihal kenegaraan dalam agenda Rembuk Kebangsaan. Dalam momen itulah, Ganjar dan Gus Thoriq duduk bersebelahan meskipun berasal dari partai politik (parpol) yang berbeda.