JATIMTIMES - Belakangan ini viral di media sosial gerakan salam empat jari. Kampanye salam empat jari yang diketahui pertama kali muncul di media sosial X tersebut, dinarasikan sebagai cara mengalahkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dalam narasi yang berkembang di media sosial, selain sebagai bentuk perlawanan atas ambisi Prabowo-Gibran menang satu putaran di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Salam empat jari juga diartikan sebagai bersatunya pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baca Juga : Ulama Kampung Rejo Semut Ireng Deklarasi Dukung Prabowo dan Gibran
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Kabupaten Malang Chusni Mubarok turut menanggapi gerakan salam empat jari yang belakangan ini berkembang di media sosial tersebut. Menurutnya, jika nantinya Pilpres 2024 berlangsung dua putaran, kubu Prabowo-Gibran tidak mempermasalahkan jika dua paslon lainnya akhirnya memutuskan untuk berkoalisi. "Koalisi selama itu memang sah dan sesuai dengan tata aturannya, kita tidak bisa melarang," ungkap Chusni.
Meski memandang peluang koalisi paslon nomor 1 dan 3 bukanlah ancaman bagi kubu Prabowo-Gibran, namun Chusni menganggap gagasan tersebut terlalu dini untuk dibahas. Mengingat pesta demokrasi Pemilu 2024 masih memasuki masa kampanye dan belum pencoblosan.
"Sah-sah saja, apakah itu ancaman, tentu itu hal yang lumrah dalam kontes politik. Tapi menurut saya kok terlalu dini kalau itu sudah dirumuskan," ujarnya.
Alih-alih bingung menanggapi peluang koalisi antara paslon nomor 1 dan 3, Chusni menyebut saat ini Prabowo-Gibran melalui tim yang terbentuk baik itu Tim Kampanye Nasional (TKN) maupun TKD lebih memilih fokus menang satu putaran.
"Kenapa kami kemudian berprinsip bahwa Pemilu ini (2024) harus selesai satu putaran, tentunya pertimbangan yang pertama karena kami realistis melihat animo dari masyarakat terhadap Prabowo-Gibran," ujarnya.
Baca Juga : Bertemu Satu Jam dengan Jokowi, Sultan HB X Akui Ada Obrolan Politik
Selain pertimbangan tersebut, besarnya anggaran untuk menyelenggarakan Pemilu 2024 juga menjadi pertimbangan kenapa Prabowo-Gibran harus menang satu putaran. Menurut Chusni, ketimbang untuk menyelenggarakan putaran kedua, anggaran yang tersedia lebih baik disalurkan untuk pemanfaatan sektor lainnya yang bisa langsung menyentuh kepada masyarakat.
"Itu lebih baik dibandingkan nanti harus kita gunakan untuk penyelenggaraan Pemilu di putaran kedua. Maka itu salah satu motivasi kita juga untuk memenangkan Pemilu ini cukup satu putaran," pungkasnya.