JATIMTIMES - Nasi goreng hampir menjadi menu sehari-hari yang nyaris tak pernah dilewatkan. Dari keluarga di rumah sampai anak kosan, hampir selalu menjadikan nasi goreng sebagai menu andalan. Selain karena panas dan cocok dengan suasana malam yang cenderung dingin, kelezatannya juga sanggup memanjakan lidah.
Di sisi lain nasi goreng spesial yang enak ini seringnya beli, baik itu di restoran maupun gerobak pinggir jalan. Di Kediri ada nasi goreng dalam kemasan yang diberi nama Gus e yang di produksi oleh Ponpes Raudlatul Ulum Kencong Kabupaten Kediri.
Bagi yang ingin bepergian atau traveling ke puncak gunung yang jauh dari warung, ingin menikmati nasi goreng kadang terkendala oleh jauh penjual makanan. Hal inilah yang mendorong dibuatnya produk nasi goreng kemasan. Nasi sudah dikemas per porsi, hanya tinggal dihangatkan saja jika ingin menyantapnya atau langsung bisa dimakan.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum K.H. Jauharal Nehru mengatakan, nasi goreng tersebut ia beri nama nasi goreng Gus e. "Rencananya nanti kita luncurkan. Ini sudah mulai kita kenalkan. Tapi secara resmi memang belum," terangnya.
Lebih lanjut K.H.Jauharal Nehru mengungkapkan tujuan pondok pesantren membuat nasi goreng kemasan untuk mempermudah masyarakat yang ingin menikmati nasi goreng. Yaitu dengan cara lebih praktis higienis, bergizi murah dan halal.
"Harga nasi goreng ini terjangkau bagi siapa pun yang mau beli dengan berat 250 gram kita jual harga Rp10 ribu," kata Kyai K.H.Jauharal Nehru yang akrab disapa Gus Mahu tersebut.
Saat berkunjung ke pondok pesantren, Jatimtimes.com diberi kesempatan untuk mencicipi nasi goreng yang di dalamnya ada irisan daging dan telur itu.
"Di dalamnya itu sudah ada telur, daging ayam yang secara gizi Insya Allah tidak kekurangan. Dengan harga murah kita mengajak masyarakat untuk ngirit. Mudah mudahan dengan yang sudah kita sajikan bisa diterima masyarakat," ungkapnya.
Baca Juga : Jaringan Gawagis Nusantara Mataraman dan Relawan Kopra Konsolidasi Dukung Prabowo-Gibran
Rencananya pangsa pasar nasi goreng kemasan siap saji ini akan dijual ke sejumlah pondok pesantren.
"Kenapa kita proses dengan cara dikemas? Agar bisa digunakan juga untuk traveling. Semisal berkunjung ziarah ke Walisongo atau studi tour dengan membawa ini bisa langsung dikonsumsi jadi lebih praktis. Masa kadaluwarsanya 15 hari," paparnya.
"Yang memasak ada tim (santri) dengan berbagai macam racikan bumbu yang sudah pasti dijamin halalnya. Ide membuat menu masakan nasi goreng kemasan, jujur awalnya berasal dari goreng kaki lima. Lalu kemudian kita buat kemasan sehingga konsumen tidak merasa repot lebih praktis," pungkasnya.