JATIMTIMES - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi pada Selasa (16/1/2024) pagi tadi sebanyak dua kali. Kabar erupsi tersebut disampaikan melalui situs resmi Magma ESDM.
Dalam informasi yang disampaikan, erupsi Semeru terjadi sekira pukul 05.03 WIB dan 07.06 WIB. "Erupsi terjadi dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 14323 feet (4476 meter) dan kode warna penerbangan Orange," tulis Petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Mukdas Sofian.
Status VONA penerbangan sekitar Gunung Semeru masih oranye. (Foto: laman resmi magma esdm)
Baca Juga : Wujudkan Misi Kemanusiaan, Unilever Indonesia Donasi Rp 1,5 Miliar ke NU Care LAZIZNU
Dengan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) pada status oranye maka status tersebut mengindikasikan adanya potensi erupsi dan meminta maskapai penerbangan untuk semakin waspada. Warna oranye juga diartikan sebagai letusan dengan kode yang berpotensi membahayakan penerbangan, sehingga setiap pesawat harus berhati-hati dan menghindari kawasan di sekitar gunung tersebut.
Erupsi Semeru pertama pagi tadi abu vulkanik bergerak ke arah timur laut dengan warna putih hingga - abu-abu. "Intensitas abu vulkanik terpantau tebal. Amaks 22 mm, Durasi 110 Detik," ungkap Mukdas.
Sementara itu, untuk letusan kedua pagi tadi APG teramati sekira pukul 07.06 WIB. "Tinggi kolom letusan teramati ± 1000 m di atas puncak (± 4676 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara," tulis keterangan Mukdas.
Dalam keterangannya, Mukdas juga menjelaskan jika erupsi terekam di seimograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 133 detik. Mukdas juga mengimbau agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," imbaunya.
Selain itu, Mukdas juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca Juga : Apresiasi Kinerja, Kapolres Tulungagung Berikan Penghargaan kepada 22 Personel
"(masyarakat diharapkan) Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," ugkapnya.
Sebagai informasi tambahan, status Gunung Semeru saat ini berada pada level III (Siaga). Berdasarkan pengamatan hingga Selasa (16/1/2024) periode 00.00 hingga 06.00, Semeru mengalami 16 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 14-23 mm, dan lama gempa 89-147 detik.
"1 kali gempa Guguran dengan amplitudo 7 mm dan lama gempa 88 detik. 2 kali Harmonik dengan amplitudo 2-3 mm, dan lama gempa 102-138 detik," demikian keterangan dari situs resmi Magma ESDM.
Selain itu, Semeru juga mengalami 2 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 11-33 mm, S-P 16-32 detik dan lama gempa 82-107 detik.