JATIMTIMES - Kelompok Hamas merilis video baru yang mengumumkan kematian dua sandera Israel yang dibawa ke Gaza pada 7 Oktober lalu. Hamas mengatakan kedua sandera tewas karena serangan bom Israel.
Dilansir AFP Selasa (16/1/2024), dalam video tersebut menunjukkan seorang wanita yang disandera, yang disebut di media Israel sebagai Noa Argamani, 26 tahun, berbicara di bawah tekanan, mengungkapkan bahwa dua pria yang ditawan bersamanya telah terbunuh dalam penawanan.
Baca Juga : Kembali Viral, Customer Temukan Belatung dalam Mie Gacoan
Tidak diketahui secara pasti kapan video itu diambil. Namun Hamas merilisnya pada hari Minggu (14/1) yang menunjukkan Argamani bersama dua sandera yang terlihat hidup.
Disebutkan di media sosial Israel jika pasangan tersebut sebagai Yossi Sharabi (53), dan Itay Svirsky (38), adalah orang yang sama yang diumumkan terbunuh dalam video hari Senin (15/1).
Sedangkan dalam sebuah pernyataan yang dirilis bersama video hari Senin (15/1), sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, mengatakan kedua pria tersebut tewas dalam pemboman tentara Zionis.
Tak lama setelah video tersebut dirilis, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pada konferensi pers bahwa Hamas menerapkan tekanan psikologis kepada keluarga para sandera. Tentara membantu keluarga-keluarga tersebut, katanya, dan selalu memberi mereka informasi terkini mengenai perkembangan apa pun.
"Hamas sangat terpukul oleh IDF (militer)," katanya.
"Apa yang tersisa adalah menyentuh saraf sensitif dalam masyarakat Israel melalui tindakan pelecehan psikologis terhadap anggota keluarga," sambungnya.
Mengesampingkan gencatan senjata di Gaza, Gallant menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk memulangkan para sandera adalah dengan terus menerapkan 'tekanan militer'. Jika tidak, katanya, 'tidak ada yang akan berbicara dengan kami' dan kami 'tidak akan berhasil mencapai kesepakatan apa pun'.
Baca Juga : Musim Dingin Tanpa Salju di Himalaya, Resor Ski Sepi, Liburan Dibatalkan, Wisatawan pun Kecewa
Sedangkan tentara Israel mengecam Hamas karena merilis video yang mengumumkan kematian dua tawanan Israel di Gaza, dengan mengatakan bahwa itu adalah penggunaan sandera yang tidak bersalah secara brutal.
Juru bicara militer Daniel Hagari juga menolak klaim Hamas bahwa kedua sandera tewas akibat pemboman Israel, dengan mengatakan: "Ini adalah kebohongan Hamas."
Diketahui, dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober yang memicu perang Israel-Hamas, para militan menyandera sekitar 250 sandera, 132 di antaranya menurut para pejabat Israel masih berada di Gaza, termasuk setidaknya 25 orang yang diyakini telah terbunuh.