JATIMTIMES - Guru besar filologi Unair (Universitasbl Airlangga) Surabaya Prof Menachem Ali mengatakan Al-Quran yang masih berkaitan dengan kitab Taurat dan Injil adalah hal biasa. Namun profesor yang mahir bahasa Ibrani itu mengungkap fakta mengejutkan bahwa dia menemukan kutipan Dewa Hindu di Al-Quran.
"Kalau ada ayat suci Taurat dalam Quran, itu masih biasa karena masih satu rumpun satu wilayah kawasan. Kalau ada ayat Injil ditemukan dalam Quran, itu biasa. Tapi yang lebih aneh lagi, yang membuat kita tersentak dan saya pun juga tersentak, nama kitab sucinya tidak disebut, tokoh sucinya yang membawa kitab suci itu tidak disebut, tapi ayat sucinya disebut. Ini kalau bukan pekerjaan yang ekstraordinary, tidak akan menemukan itu," ungkap Prof Menachem, dikutip TikTok @mutiara_kata45.
Baca Juga : Ketua DPC PDI Perjuangan Dikacangin Saat Konser Musik di Kanjuruhan, Penonton Teriakkan Nama Prabowo
Seperti diketahui, Taurat dengan Al-Quran ada kemiripan karena masih satu keluarga. Bahasa Ibrani dan bahasa Arab masih banyak kedekatan. Misalnya, di bahasa Arab ada nama Ibrahim. Tapi jikadi bahasa Ibrani, jadi Abraham dan seterusnya.
Tapi menurut Prof Menachem Ali, yang lebih unik dalam Al-Quran juga ditemukan istilah Harut dan Marut. Arti dua kata tersebut tidak ditemukan dalam bahasa Arab.
"Para ulama menjelaskan (dua kata) ini adalah istilah asing yang tidak bisa dikonfirmasi dalam bahasa Arabnya. Tapi ketika dicari dari bahasa lain, ketemu, ternyata dari bahasa Sansekerta dalam kitab Weda disebutkan 2 Dewa Harut dan dewa Marut," jelas Prof Menachem.
Dalam penjelasannya, Prof Menachem mengatakan jika dalam bahasa Sansekerta, di atas cahaya ini ada Tuhan. Dalam bahasa Sansekerta, cahaya itu Dev jadi dewa. Sementara dalam agama Islam, malaikat diciptakan dari cahaya.
"Jadi ada poin penting sebenarnya. Jadi tidak salah bila dalam Al Quran itu semua agama para nabi asalnya satu. (Dan kemudian) Islam datang untuk menyempurnakan dan mengoreksi (agama nabi sebelumnya). Nah Itulah sebabnya kalau kita temukan dalam dokumen seperti ini menarik ini yang penting," tandasnya.
Selain itu, ada kesamaan pembahasan antara Al-Quran dengan Kitab Manawa Dharmasastra. "Di dalam Alquran itu ada ayat 9 dalam Surah Ar Rum. Artinya, dari sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah dia jadikan siang untuk bekerja, mencari rezeki Allah dan malam untuk istirahat," ungkap Prof Menachem.
Lantas Prof Menachem mengatakan Al-Quran tidak tiba-tiba membahas demikian. Ada rangkaian kitab sebelumnya yang juga membahas hal demikian.
Baca Juga : Respons Cepat Tim Kegawatdaruratan 112, Pj Wali Kota Mojokerto Ikut Terjun Atasi Kebakaran
"Ini kitab suci apa ya otomatis Quran, tapi apakah ini tiba-tiba. Tidak. Ada rangkaian dengan kitab sebelumnya. Di dalam Kitab Taurat tidak ada. Di dalam Kitab Injil tidak ada. Tetapi saya temukan ini di dalam Kitab Weda, khususnya di dalam Kitab Manawa Dharmasastra," jelasnya.
"Kitab Manawa Dharmasastra maksudnya kitab suci yang diterima oleh Manu dan ayatnya berbunyi dalam teks yang luar biasa itu 'ratri swapnaya butanam (kami jadikan buta/malam itu untuk istirahat) restaya karya manamaha (dan kami jadikan siang hari untuk bekerja bagi makhluk itu)'," sambungnya.
Lantas ada anggapan bahwa Nabi Muhammad menjiplak Kitab Weda. Menurut Prof Menachem, hal tersebut tidak mungkin karena jarak Saudi Arabia dan India jauh.
"Namun bagaimana mungkin Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam dianggap menjiplak dari Kitab Weda. Padahal antara Saudi Arabia dengan India itu jaraknya jauh. Antara bahasa Arab dengan bahasa Sanksekerta, enggak ada sama sekali persamaannya, tapi isinya bisa sama," pungkas Prof Menachem.