JATIMTIMES - Rompi biasanya hanya digunakan seseorang untuk mencegah tubuh agar tidak terkena angin secara langsung. Namun, di tangan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Rompi ini dimodifikasi menjadi solusi mempercepat penyembuhan pada penderita gangguan otot dan tulang.
Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, prevalensi gangguan muskuloskeletal di Indonesia mencapai angka 7,3 persen. Faktor pekerjaan juga menjadi faktor penyebab prevalensi gangguan muskuloskeletal cukup tinggi.
Baca Juga : Israel Banjir Kecaman Buntut Rencana Pindahkan Warga Gaza
Terlebih, Studi Departemen Kesehatan Republik Indonesia juga menyimpulkan, 40,5 persen penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaan. Selaras dengan hal tersebut, rompi inovasi mahasiswa ini menjadi sebuah kabar gembira.
Rompi tersebut dinamai T-Vest. Rompi inovasi ini disertai sistem terapi panas dan cahaya untuk dapat digunakan para penderita gangguan otot dan tulang, ataupun oleh mereka yang beresiko terkena gangguan tersebut, seperti halnya para pekerja.
Dalam risetnya, inovasi ini membawa judul “Sistem Low-Level Laser dan Thermotherapy yang Dilengkapi Monitoring Sensor Gyroscope Terintegrasi IoT guna Mempercepat Penyembuhan Gangguan Muskuloskeletal".
Dalam kinerjanya, rompi ini memberikan efek meredakan nyeri dan mempercepat proses penyembuhan muskuloskeletal atau sistem yang terdiri dari tulang, sendi, otot, saraf, dan jaringan ikat.
"Selain itu, rompi ini juga diharapkan dapat mencegah terjadinya atau perkembangan dari gangguan otot dan tulang," kata Hazel Geraldy Martinus selaku ketua tim riset.
Lebih lanjut, terapi cahaya yang disebut juga low level laser therapy ini, akan dipancarkan cahaya dengan intensitas tertentu ke tubuh. Sel dan jaringan tubuh kemudian akan menyerap dN menghasilkan senyawa kimia yang berfungsi sebagai energi dalam meredakan nyeri dan mempercepat proses penyembuhan.
Sementara itu, terapi panas yang juga ada dalam rompi, berfungsi untuk meredakan nyeri yang dirasakan penderita. Selain itu, panas ini akan mengurangi peradangan pada jaringan.
Baca Juga : Gadis Difabel Pakisaji Diduga Dibawa Kabur Teman Pria, Keluarga Lapor Polisi
Pada rompi ini juga terdapat sensor gyroscope. Sensor ini akan mendeteksi yang perubahan postur dari pengguna. Sehingga, bilamana pengguna rompi dalm posisi terlalu membungkuk, maka sensor akan bekerja dengan mengirimkan notifikasi pada pengguna agar mengkoreksi posisi.
Rimpi inovasi ini kian cerdas lantaran juga terintegrasi dengan Internet of Think (IoT) pada suatu aplikasi. Dengan begitu, pengguna dapat mengontrol seluruh sistem melalui aplikasi tersebut," tambah Fajrul Fallaah Hidayatulloh salah stau anggota tim riset.
Untuk diketahui, riset rompi sistem low-level laser dan thermotherapy yang dilengkapi monitoring sensor Gyroscope terintegrasi IoT ini, merupakan inovasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Ristek.
Dalam riset ini, terdapat lima mahasiswa yang terlibat, yakni Hazel Geraldy Martinus dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Hans Jovan (FKG), Salsa Adilla Ilianis (FKG), Fajrul Fallaah Hidayatulloh Fakultas Teknik (FT), dan Dhimas Effendi Kurniawan (FT) dibawah bimbingan dosen dr Thareq Barasabha MT.