free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Santri Ponpes di Blitar Dikeroyok hingga Pingsan Akibat Dugaan Pencurian Uang

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

06 - Jan - 2024, 02:08

Placeholder
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Blitar, AKP Feby Pahlevi Rizal

JATIMTIMES - Seorang santri berusia 14 tahun berinisial MAR yang menimba ilmu di Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq di Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur menjadi korban pengeroyokan brutal yang membuatnya pingsan. Informasi dari pihak kepolisian menyatakan bahwa MAR sedang dirawat di RSUD Ngudi Waluyo akibat serangan yang dilakukan oleh sejumlah teman santrinya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Blitar AKP Feby Pahlevi Rizal mengonfirmasi kebenaran insiden pengeroyokan ini kepada wartawan. Menurut Feby, motif di balik pengeroyokan tersebut diduga terkait dengan pencurian uang saku yang melibatkan sejumlah santri pada pertengahan Desember sebelum libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Juga : Catat Tanggalnya, Graha Bangunan Akan Gelar Penarikan Kupon Gebyar Undian 2023

“Kejadian pengeroyokan terjadi saat santri kembali untuk melanjutkan kegiatan belajar, pada Selasa malam. Korban kemudian jatuh pingsan di dini hari Rabu,” jelas Feby, Jumat (5/1/2024).

Pengeroyokan terhadap korban terjadi setelah para santri kembali ke pondok pesantren setelah libur panjang. Sekitar pukul 23.00 WIB, setelah para santri kembali ke pondok pesantren, korban dihadapkan pada tuduhan mencuri uang milik sesama santri.

Pengeroyokan terjadi sebagai respons terhadap dugaan pencurian tersebut, menandai insiden tragis dalam kehidupan pondok pesantren. Tidak berselang lama setelah kejadian, sekitar pukul 24.00 WIB, korban tak sadarkan diri akibat serangan yang dialaminya. Upaya membawanya ke rumah sakit di Kecamatan Sutojayan untuk mendapatkan perawatan mendesak tidak berjalan lancar.

Pihak rumah sakit menolak menerima korban karena tidak ada yang bersedia bertanggung jawab atas pasien dalam kondisi darurat. Situasi semakin genting ketika pesantren terpaksa menghubungi keluarga korban, mendesak mereka untuk segera memberikan pertolongan medis yang diperlukan.

Ketika orang tua korban tiba dan menyaksikan kondisi yang mengenaskan yang dialami anak mereka, keberatan tak terelakkan. Mereka memutuskan untuk melaporkan insiden yang menimpa anaknya ke Polsek Lodoyo Timur, memulai langkah hukum sebagai respons atas kejadian tragis tersebut.

Baca Juga : Jatah Pupuk Subsidi Berkurang 60 Persen, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Situbondo Ambil Sikap

Feby mengatakan bahwa polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini, termasuk mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi. “Kami tengah melakukan penyelidikan. Namun, kami belum dapat memberikan rincian tentang jumlah pelaku maupun kondisi MAR akibat serangan tersebut,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, M Syaikhul Munib selaku Kasubag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar menyatakan bahwa kasus pengeroyokan ini terkait dengan dugaan pencurian uang di antara santri. Dia menyatakan adanya miskomunikasi terkait isu pencurian uang tersebut, namun tidak menjelaskan lebih lanjut tentang pernyataan tersebut.

“Kami dari Kemenag akan menjenguk korban dan bertemu dengan keluarga korban di rumah sakit guna memberikan dukungan dalam menghadapi situasi sulit ini,” pungkas Munib.


Topik

Peristiwa santri dikeroyok dugaan pencurian uang polres blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana