JATIMTIMES - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming menanggapi pernyataan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang mengkritik pemerintahan memiliki utang banyak untuk membeli alat perang padahal tidak dalam situasi perang. TKN menilai Cak Imin tidak memahami situasi geopolitik dan geosrategi RI.
"Ya itu menunjukkan ketidakpahaman Pak Muhaimin soal geopolitik dan geostrategis," kata Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, usai mendampingi Gibran Rakabuming menjalani klarifikasi di Bawaslu Jakpus, Rabu (3/1/2024).
Baca Juga : KPU Buka Suara Usai PDIP Solo Protes Surat Suara Simulasi Pilpres Cuma 2 Paslon: Human Error
Habiburokhman lalu menjelaskan alat utama sistem senjata (alutsista) tidak bisa dibeli dengan dalam waktu singkat. Menurutnya, alat perang perlu disiapkan dalam menjaga pertahanan negara.
"Jadi kalau kita perang, ya kan, kita perlu senjata. Beli senjata itu tidak seperti beli Indomie di minimarket. Ada duit belum tentu bisa beli," kata Habiburokhman.
Ia kemudian mencontohkan perang yang terjadi di Ukraina-Rusia dan juga Hamas-Israel.
"Dulu orang bilang nggak mungkin ada perang, Pak JK kalau nggak salah ngomong, 20-30 tahun nggak akan ada perang di dunia. Meletus Ukraina, meletus Hamas dan Israel," lanjutnya.
Cak Imin sebelumnya melakukan dialog bersama kelompok petani di Soreang, Kabupaten Bandung. Pada kesempatan itu, Cak Imin menuturkan dirinya merasa heran dengan kondisi negara yang lebih memilih berutang untuk membeli alat perang ketimbang alat pertanian.
"Kita nggak perang, kenapa kebanyakan utang beli alat perang? Lebih baik utang untuk beli alat pertanian. Buat apa kita utang ratusan triliun tapi tidak untuk sesuatu yang nyatanya tak dibutuhkan? Nyatanya kita butuh pangan," kata Cak Imin dalam acara Nitip Gus bersama kelompok petani di Kabupaten Bandung, Rabu (3/1).
Baca Juga : Usai Diperiksa Bawaslu Jakpus, Gibran Tegaskan Tak Ada Kegiatan Politik di CFD
Ia lantas bercerita pernah mendatangi salah satu pameran alat perang di benua Eropa. Dia mengatakan alat perang yang ditampilkan dan dihancurkan lalu diganti menjadi alat pertanian.
"Jadi saya pernah suatu hari ke Eropa, di Eropa itu ada pameran, pamerannya itu menarik, pameran alat perang, diganti, dihancurin, jadi alat pertanian," katanya.
Pernyataan Cak Imin tersebut dinilai menyindir capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. Dimana diketahui Prabowo yang merupakan seorang Menteri Pertahanan RI sebelumnya meminta anggaran Kemhan dinaikkan dari USD 20,75 miliar menjadi USD 25 miliar alias Rp 384,87 triliun dengan asumsi Rp 15.395 per dolar AS untuk tahun depan. Hal ini diutarakan dalam laporan keuangan oleh Menkeu Sri Mulyani tahun lalu.
“Banyak prioritas, kita perlu pesawat angkut, kita perlu (pesawat) refueling (pengisian bahan bakar) di udara. Kita belum punya, negara tetangga kita sudah punya," kata Prabowo dikutip dari Antara, Jumat (1/12) lalu saat ditanya mengapa meminta peningkatan anggaran alutsista.