JATIMTIMES - Teka-teki di balik kematian tragis dua perempuan di Shelter Hewan Kota Blitar mulai terpecahkan dengan hasil autopsi yang dilakukan oleh Tim Forensik RS Bhayangkara Kediri. Hasil autopsi mengungkapkan adanya bekas hantaman benda tajam dan tumpul pada area kepala korban.
Dokter Spesialis Forensik dari RS Bhayangkara Kediri, Tutik Purwanti, menjelaskan temuan tersebut. "Kematian kedua korban disebabkan oleh hantaman benda tajam dan tumpul pada area kepala. Dari hasil autopsi, ditemukan 20 luka pada kepala Lusiana (53) dan 7 luka pada kepala Ragil alias Erlin (50)," ungkap Tutik, Selasa (2/1/2024).
Baca Juga : Mertua yang Dipidanakan Menantunya di Jombang Divonis 3 Bulan Penjara
Proses autopsi dilakukan di gedung instalasi forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo Kota Blitar pada Selasa (2/1/2024). Tutik juga mengungkapkan bahwa saat proses autopsi, kondisi jenazah sudah mulai terinfeksi belatung. Berdasarkan perkiraan tim medis, korban diperkirakan telah meninggal sekitar 5 hari sebelum ditemukan oleh warga pada Senin (1/1/2024).
“Perkiraan kami kedua korban sudah meninggal dunia sekitar 5 hari,” imbuhnya.
Usai proses autopsi, kedua jenazah korban akan diserahkan kepada keluarga untuk dilakukan pemakaman. Informasi hasil autopsi ini menjadi pengetahuan penting bagi penyelidikan polisi dalam mencari kebenaran di balik tragedi yang mengguncang Kota Blitar ini. Semakin jelasnya bukti forensik ini diharapkan dapat membantu mengungkap motif dan pelaku di balik kematian tragis kedua korban tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Kota Blitar dihebohkan dengan penemuan tragis Ragil Sukarno Utomo alias Erlin (50), seorang wanita yang ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Sulawesi, Kelurahan Karangtengah. Erlin, dikenal sebagai seorang wanita lesbian, juga menjalankan bisnis ilegal penitipan anjing di tempat tinggalnya.
Rumahnya berfungsi sebagai tempat penampungan 40 anjing tanpa izin resmi. Tidak ada pembatas antara area penitipan anjing dengan ruang tidur Erlin, memungkinkan ia dan pembantu harian untuk tidur bersama dengan puluhan anjing di dalam rumah tersebut.
Erlin mempekerjakan dua pembantu, sebagian besar dari luar Kota Blitar. Salah satu pembantu telah kabur beberapa minggu lalu karena tidak dapat bertahan dengan pekerjaan di sana. Warga sekitar merasa terganggu dengan keberadaan penitipan anjing ini karena polusi suara dan bau kotoran yang menyebar.
Baca Juga : Awal Tahun, IMM Banyuwangi Gelar Demo di Gedung DPRD
Protes telah dilayangkan warga terkait bisnis penitipan anjing yang dijalankan oleh Erlin, namun tidak ada tanggapan yang diberikan hingga Erlin ditemukan tewas di dapur rumahnya.
Erlin ditemukan bersimbah darah di dapur, sementara pembantunya ditemukan tewas di teras rumah. Terdapat dugaan kuat bahwa keduanya merupakan korban pembunuhan karena bekas luka di bagian kepala.
Kasus ini menggegerkan warga sekitar, memunculkan pertanyaan besar mengenai motif dan pelaku di balik kematian tragis ini. Pihak berwenang telah memulai penyelidikan mendalam guna mengungkap kebenaran di balik insiden mengerikan ini.
Keberadaan Erlin sebagai wanita lesbian yang menjalankan bisnis penitipan anjing tanpa izin telah menimbulkan perbincangan luas di Kota Blitar. Investigasi ini diharapkan dapat mengungkap fakta-fakta yang membawa terang ke dalam kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban serta keluarganya.