JATIMTIMES - Rektor Universitas Pennsylvania Liz Magill mundur usai mendapat kecaman karena sikapnya terhadap antisemitisme di kampus.
Magill sendiri merupakan satu dari tiga rektor kampus terkemuka di AS yang dikritik setelah mereka memberi keterangan di sidang Kongres terkait peningkatan antisemitisme di kampus-kampus setelah pecahnya perang Israel vs Hamas.
Baca Juga : 3 Aturan Baru SNPMB 2024, Salah Satunya Siswa Bisa Pilih Maksimal 4 Prodi
Dilansir Reuters, Minggu (10/12/2023), Universitas Pennsylvania adalah salah satu anggota Ivy League yang merupakan asosiasi kampus-kampus paling prestisius di AS. Ketua dewan pengawas universitas, Scott Bok, mengatakan Magill setuju untuk tetap menjabat sampai presiden universitas sementara ditunjuk. Bok juga mundur dari jabatannya.
"Saya menulis untuk menyampaikan bahwa Presiden Liz Magill telah secara sukarela mengajukan pengunduran dirinya sebagai presiden Universitas Pennsylvania," kata Bok dalam pengumuman yang dirilis oleh universitas tersebut.
"Magill akan tetap menjadi anggota fakultas tetap di fakultas hukum universitas tersebut," sambung Bok.
Tak hanya Magill. Presiden Universitas Harvard Claudine Gay dan Presiden Institut Teknologi Massachusetts Sally Kornbluth juga memberikan kesaksian di depan komite Dewan Perwakilan AS pada hari Selasa lalu. Mereka mencoba mengambil tindakan yang melindungi kebebasan berpendapat dan menolak memberikan jawaban pasti 'ya' atau 'tidak' terhadap pertanyaan perwakilan Partai Republik Elise Stefanik tentang apakah menyerukan genosida terhadap orang Yahudi akan melanggar kode etik sekolah mereka mengenai intimidasi dan pelecehan.
Dalam waktu beberapa terakhir, seruan agar Magill dan Gay mengundurkan diri kian meningkat. Hal itu terjadi usai Magill merilis video saat dia menyatakan penyesalannya. Gay juga meminta maaf pada hari Jumat (8/12).
Siswa, keluarga, dan alumni Yahudi menuduh kampus-kampus tersebut menoleransi antisemitisme, terutama dalam pernyataan demonstran pro-Palestina sejak kelompok Islam Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober dan menewaskan sekitar 1.200 orang. Serangan itu memicu serangan balik besar-besaran oleh Israel yang telah menyebabkan lebih dari 17.700 warga Palestina tewas.
"Satu tumbang. Dua lagi tersisa. Ini hanyalah permulaan dari upaya mengatasi kebusukan antisemitisme yang telah menghancurkan institusi pendidikan tinggi paling 'bergengsi' di Amerika," kata Stefanik di situs media sosial X setelah pengumuman pengunduran diri Magill.
Baca Juga : Berikut Ini Rincian Materi Tes UTBK-SNBT 2024: Ada Soal Isian
Diketahui, antisemitisme dan Islamofobia meningkat tajam di Amerika Serikat dan negara lain sejak Oktober. Liga Anti-Pencemaran Nama Baik menyebut insiden antisemitisme di Amerika Serikat meningkat sekitar 400% dalam dua minggu setelah serangan Hamas terhadap Israel.
Bahkan, Dewan Hubungan Amerika-Islam mengatakan minggu ini bahwa dalam dua bulan setelah perang dimulai, insiden yang dimotivasi oleh Islamofobia dan bias terhadap warga Palestina serta Arab meningkat sebesar 172% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Eyal Yakoby, seorang mahasiswa Universitas Pennsylvania yang menggugat kampus tersebut dengan tuduhan tanggapan yang tidak memadai terhadap antisemitisme, mengatakan di CNN bahwa pengunduran diri Magill adalah salah satu langkah menuju perubahan yang lebih luas di universitas tersebut.
"Ini adalah sesuatu yang saya sendiri dan banyak alumni serta rekan-rekan mahasiswa, orang tua telah kerjakan selama beberapa waktu. (Tetapi) ini hanyalah domino pertama dalam suatu budaya bagi banyak pemimpin, termasuk Ketua Bok yang membiarkan hal ini terjadi," kata Yakoby.