JATIMTIMES - Kasus bullying atau perundungan yang terjadi pada Fatir (12) siswa SDN Jatimula 09, Tambun Sleatan Kabupaten Bekasi masih menyita perhatian publik. Itu karena setelah mendapatkan perundungan dan diamputasi, Fatir dikabarkan meninggal dunia.
Hingga Jumat (8/12/2023) kata kunci "Fatir korban bullying" menjadi trending dalam penelusuran Google. Banyak yang mencari tahu kronologi kasus Fatir dirundung, diamputasi hingga meninggal dunia.
Baca Juga : Pasca Normalisasi, Kali Paron Meluap Banjiri Pemukiman di Desa Bumiaji Kota Batu
Dirangkum dari berbagai sumber, kronologi bullying dibeberkan oleh sang ibunda, Diana (40). Awalnya Fatir diajak temannya untuk membeli jajan di jam istirahat sekolah, namun ia malah di-sliding atau diselengkat temannya pada Februari 2023 lalu. Akibat aksi temannya itu, Fatir yang kala itu duduk di kelas 6 pun terjatuh. Namun, teman-temannya malah memintanya untuk bungkam.
Teman-temannya yang berjumlah 5 orang saat itu, tidak menolong Fatir. Namun malah merundung dan mengata-ngatai Fatir lalu meninggalkannya. Kata-katanya seperti 'jangan nangis', 'enggak usah ngadu sama mama', 'enggak usah ngadu sama guru'.
Pasca di-sliding, kaki Fatir memar. Sementara itu, ia mencoba berjalan ngesot mencari es batu untuk mengobati tangannya yang sakit dan memerah.
Saat kembali ke kelas, menurut Diana, Fatir kembali diperolok oleh teman-temannya. Kelima temannya itu disebut malah memperagakan saat Fatir jatuh di dalam kelas.
Pasca jatuh, tiga hari kemudian Fatir baru merasakan sakit pada kakinya. Diana pun memakas anaknya agar bercerita tentang apa yang terjadi karena terdapat memar pada kaki.
Lantas Diana membawa Fatir ke klinik untuk minta obat pereda nyeri. Namun karena tidak ada perubahan, sehingga Fatir dirujuk untuk rontgen dan MRI.
Berbagai upaya pengobatan dilakukan, namun tak kunjung membuahkan hasil. Naasnya, kondisi Fatir bahkan semakin memburuk. Kemudian, pada Agustus 2023, ia harus merelakan kaki kirinya diamputasi karena didiagnosis kanker tulang. Hal ini, menurut dokter, dipicu oleh benturan.
Menurut Kuasa Hukum Fatir, Mila Cheah, pasca operasi amputasi kaki kondisi Fatir terus turun. Ia juga kerap mengalami kesulitan bernafas. Kemudian sejak 1 Desember, Fatir harus bolak-balik ke rumah sakit karena kondisi yang kritis.
Fatir juga sempat masuk ruang isolasi, karena ia tidak bisa bernafas tanpa bantuan oksigen. Namun kondisi Fatir terus menurun hingga kritis dan dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (7/12/2023) dini hari.
Baca Juga : Lagi, Kasus Bullying di SD Sukabumi: Lengan Patah, Sekolah Malah Sibuk Berkilah
Menurut Wakepsek SDN Jatimulya 09 yang juga Wali Kelas 6, Sukaemah apa yang dialami siswanya adalah hal biasa. Sebab, jika memang ada perundungan, para siswa, kata dia, pasti akan melapor.
“Itu yang dikatainnya semacam apa ya, kan saya di kelas terus, kalau ada perundungan pasti lah anak-anak lapor,” ujar Sukaemah.
“Mungkin kalau bercanda-bercandaan ‘ah lu jelek, ah lu hitam’ mungkin ya namanya sudah kelas 6, sudah biasa kayanya juga. Mungkin menurut Fatir lain lagi kali ya. Bercanda ya itu, bukan yang dirundung. Kalau dirundungkan beda lagi ya kekerasan,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Sukaemah selama ini juga tidak pernah menerima laporan dari Fatir soal perundungan atau ejekan yang dilakukan oleh temannya. Ia kembali bersikeras bahwa slidingan itu mungkin terjadi tanpa sengaja saat mereka akan pergi jajan bersama-sama.
“Fatir itu bukan anak bodoh, anak pintar, anak cerdas, anak soleh. Pasti kalau dia diginiin (diolok) temannya pasti dia ngomong sama gurunya. Tapi selama ini enggak ada (laporan),” kata dia.
“Dalam peristiwa itu mereka jajan, bercanda-bercanda nah tanpa sengaja selengkatan, jatuh. Jadi kalau untuk perundungan kayanya terlalu jauh ya, ini mereka jajan terus selengkatan kaki, nah satu orang ke Fatir jatuh,” lanjutnya.
Saar ini, kasus perundungan terhadap Fatir juga telah ditangani oleh Polres Metro Bekasi. Kepolisian telah menetapkan satu tersangka pada kasus perundungan Fatir tersebut.