JATIMTIMES - Musim hujan telah tiba. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi penyakit yang harus diwaspadai. Dampak penyakit ini pun cukup fatal, bahkan sampai pada kematian.
Seperti diketahui, penyakit ini ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Mereka yang terkena penyakit ini, akan mengalami gejala demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, ruam merah pada kulit hingga mual.
Baca Juga : Subuh Keliling di Tajinan, Bupati Sanusi Imbau Masyarakat Harus Rukun di Pemilu 2024
dr Putri Wulan Akbar MKed Trop SpPK, Dosen dari Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, menjelaskan, bahwa penyakit ini disebut demam berdarah karena sering disertai tanda-tanda perdarahan seperti gusi berdarah, mimisan, dan bintik-bintik merah di kulit.
Penyakit ini disebabkan virus Dengue yang berasal dari genus Flavivirus. Ketika nyamuk menggigit seseorang, virus ini kemudian berpindah masuk dari nyamuk ke tubuh manusia. Dari sini kemudian terjadi infeksi.
Virus ini awalnya berada di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Ketika nyamuk tersebut menggigit manusia, virus berpindah masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan infeksi.
"Meskipun kebanyakan pasien pulih dalam 1-2 minggu, kasus berat memerlukan perawatan intensif di rumah sakit," jelasnya.
Meski begitu, penyebaran DBD ini dapat dicegah. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan. Hal yang a
Paling penting dilakukan adalah dengan memantau tempat penampungan air.
Disini, masyarakat perlu untuk rutin menguras dan membersihkan tempat penampungan air. Dan ketika tempat penampungan air taj digunakan, maka hendaknya untuk menutup agar tidak digunakan sebagai tempat nyamuk berkembang biak
Baca Juga : UIN Malang Bermunajat di Malam Puncak Harlah Ke-62, Sukseskan Pengembangan Kampus IV
"Mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Pembuangan sampah ke tempat tertutup juga sangat penting dalam mencegah penyebaran DBD," katanya.
Maka dari itu, kesadaran masyarakat akan menjaga lingkungan sangatlah penting. Ketika musim hujan, masyarakat perlu melakukan perbaikan sanitasi agar daoat berjalan dengan baik dan dampaknya dapat menghindari penyakit DBD.
Tentu, hal ini tak bisa sendiri. Diperlukan peran serta seluruh masyarakat untuk bersama dalam mencegah penyebaran DBD. Selain peran aktif dari masyarakat, upaya penanggulangan DBD juga terbantu dengan upaya pemerintah yang juga meluncurkan gerakan gerakan Satu Rumah Satu Jumantik atau Juru Pemantau Jentik.
"Penyakit DBD ini dapat diatasi oleh komunitas itu sendiri. Komunitas perlu berpartisipasi secara aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti," pungkasnya.