JATIMTIMES - Nyaris seluruh wilayah di Kabupaten Malang, terutama di wilayah pelosok marak ditemukan peredaran rokok ilegal. Hasil penelusuran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Malang, rokok ilegal biasanya marak diperjualbelikan di warung-warung kecil daerah pelosok.
"Hampir semua wilayah kita (Kabupaten Malang) ada (peredaran) rokok ilegal," ucap Kepala Satpol PP Kabupaten Malang Firmando Hasiholan Matondang.
Baca Juga : Berhasil Bentuk Desa Mandiri dan Maju, Bupati Jember Raih Penghargaan dari Gubernur Jatim
Maraknya peredaran rokok ilegal tersebut, dijelaskan Firmando, erat kaitannya dengan kemampuan daya beli masyarakat. Harga yang lebih murah, membuat sebagian masyarakat mengabaikan kesehatannya dan lebih memilih rokok ilegal.
"Kenyataannya, hasil pengumpulan informasi, di daerah pinggiran Kabupaten Malang itu toko-toko di daerah pelosok kampung masih menjual rokok ilegal, karena itu murah. Kemudian masyarakat membelinya, karena faktor daya beli," jelasnya.
Selain membandrol dengan harga yang lebih murah, lanjut Firmando, produsen rokok ilegal memilih untuk memasarkan produknya ke toko ketimbang di pasar-pasar tradisional. Disinyalir, hal itu dilakukan guna meminimalisir ditindak oleh aparat penegak hukum (APH).
"(Sasarannya) warung kecil di perkampungan, di daerah pelosok. Hasil survei kita, kalau di pasar kami belum menemukan (peredaran rokok ilegal)," ujarnya.
Guna menekan peredaran rokok ilegal, Satpol PP dan APH terkait rutin melaksanakan agenda penegakan hukum melalui sosialisasi. Selain di acara kesenian, keagamaan, dan olahraga, sosialisasi gempur rokok ilegal juga dilaksanakan ke sejumlah pasar dan pedagang warung.
Baca Juga : Hasil Survei Satpol PP: Acara Kesenian Ruang Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal Paling Efektif
"Kita juga ada sosialisasi di dalam pasar, itu door to door kepada pedagang langsung," ungkap Firmando.
Dalam sosialisasinya, dijelaskan Firmando, salah satu yang dijadikan penekanan adalah meminta masyarakat untuk tidak tergiur dengan harga murah. Sebab tidak sebanding dengan risiko yang diterima jika nekat mengkonsumsi apalagi memasok rokok ilegal. Yakni faktor kesehatan hingga bisa ditindak sesuai hukum yang berlaku.
"Harga rokok ilegal jauh (lebih murah), pengenaan cukai itu antara 70 persen dari harga, jadi kenaikannya jauh. Tapi dibanding ilegal, rokok yang dilengkapi pita cukai kandungannya sudah termonitor oleh laboratorium," tukasnya.
