JATIMTIMES - Aksi penolakan yang dilakukan pemuda karang taruna Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, terhadap PT Prakarsa Pramandita (rekanan Pertamina EP Cepu) berlanjut.
Informasi dihimpun di lokasi, dua unit armada PT Prakarsa Pramandita masih tertahan di wilayah kerja (WK) Distrik Kawengan. Tepatnya 1 unit mobil tertahan di depan Kantor Distrik Kawengan di Desa Banyuurip dan 1 unit mobil tertahan di lokasi sumur tua P 19 di Desa Wonosari, Senori.
Baca Juga : Peringati Hari Kesehatan Nasional, RSUD Ali Manshur Jatirogo Tuban Gelar Khitan Massal
"Kita masih bertahan meminta manajemen Prakarsa Pramandita untuk memberikan klarifikasi dan pemberitahuan warga sini," kata anggota Karang Taruna Banyuurip Ardi, Sabtu (25/11/2023).
Diketahui sebelumnya pada Jumat malam (24/11/2023) pukul 21.15 WIB, puluhan kendaraan alat berat PT Prakarsa Pramandita akan bergerak melintasi jalan Desa Banyuurip untuk bergeser dari sumur tua P 14 menuju lokasi sumur P 19 di Desa Wonosari, Senori.
"Perusahan ini tidak ada pemberitahuan kepada warga. Dan manajemen baru Prakarsa Pramandita tidak jelas," imbuhnya
Ardi beserta pengurus Karang Taruna Banyuurip menuntut perusahan memberikan pekerjaan yang berkeadilan terhadap warga sekitar pengerjaan reg service sumur-sumur yang dikelola Pertamina EP tersebut. Selain itu, pengurus karang taruna meminta PT Prakarsa Pramandita transparan manajemennya.
"Kami minta kejelasan perusahaan soal tenaga kerja dan pemberitahuan PT Prakarsa Pramandita soal moving ini," tutupnya.
Terpisah Kapolsek Senori Kompol Ali Kanafi mengatakan bahwa untuk kegiatan moving, PT Prakarsa Pramandita telah meminta pengawalan dan telah memberikan pemberitahuan. Kendati demikian, polsek juga telah meminta perusahaan memperhatikan keluhan warga sekitar di wilayah kerja.
"Ada pemberitahuan. Cuma kami minta persoalan di bawah diselesaikan. Keamanan tidak mau dibenturkan dengan warga," terangnya
Baca Juga : Beda Sikap dengan Puan soal Hasil Survei Membuat Hasto Disentil Partai Garuda
Kompol Ali Kanafi menyayangkan manajemen PT Prakarsa Pramandita yang baru. Pasalnya, selama ini keberadaan vendor atau rekanan Pertamina, yang dilakukan perusahaan lain di Distrik Kawengan tidak ada persoalan dengan warga Banyuurip dan Wonosari.
"Kalau perusahan lain, manajemen bagus sehingga tahunan tidak ada persoalan. Awal masuk Prakarsa Pramandita ini bagus. Tetapi setelah manajemen baru, koordinasi kurang. Mungkin dengan warga sekitarnya juga," sambungnya
Sementara, Camat Senori Minto Ikhtiar menjelaskan bahwa pihaknya selaku pimpinan di kecamatan tidak pernah sekalipun diajak koordinasi maupun diberi tahu oleh manajemen PT Prakarsa Pramandita. "Sama sekali tidak ada koordinasi dengan kecamatan. Adanya perusahan tersebut. Apalagi soal moving tadi malam," ucapnya.
Minto juga mensayangkan komunikasi yang buruk dari perusahaan rekanan Pertamina EP Cepu itu sehingga membuat gejolak di dua desa yakni Banyuurip dan Wonosari."Kami sayangkan manajemen perusahaan yang lemah komunikasinya. Persoalan di bawah masih ada dengan warga sekitar. Tetapi aktivitas dipaksakan. Wong di kami tidak ada pemberitahuan," kata camat Senori kepada wartawan.
Senada dengan Camat Minto Ikhtiar, Danramil Senori Lettu inf Sunaryo menjelaskan bahwa tidak ada komunikasi yang dilakukan manajemen PT Prakarsa Pramandita perihal aktivitas selama ini di wilayah Tuban, termasuk moving pergeseran alat berat dari Kawengan Bojonegoro menuju masuk Desa Banyuurip dan Desa Wonosari Senori Tuban. "Kita tidak diajak komunikasi apalagi soal pemberitahuan adanya aktivitas moving malam hari yang melintasi Desa Banyuurip dan Desa Wonosari," tutupnya