JATIMTIMES - Belakangan ini viral narasi yang menyebut Amerika Serikat menerbitkan sebuah buku yang diklaim sebagai Alkitab pertama bagi kaum gay.
Melansir surat kabar the Daily Mail, menurut sang penyunting, buku bernama Alkitab Ratu James itu merupakan penerbitan kembali Alkitab Raja James yang telah diterjemahkan dengan muatan untuk mencegah salah tafsir firman Tuhan.
Baca Juga : Inilah Alasan Spurs Dijuluki Klub Sepak Bola Paling Yahudi
Kata homoseksualitas disebut pertama dalam Alkitab edisi revisi pada 1946. Sebelumnya kata itu tak pernah disebut dalam penerbitan Alkitab.
Buku seharga Rp 337.000 tersebut diterbitkan, dicetak dan disebarluaskan di Amerika. Dalam situs penjualan buku tersebut di internet, dijelaskan bahwa "Anda tidak bisa memilih jenis kelamin ketika dilahirkan, tetapi Anda bisa memilih Yesus. Sekarang Anda bisa memilih Alkitab".
Buku bernama Alkitab Ratu James itu merupakan penerbitan kembali Alkitab Raja James. Sebuah TikTok @andresebastian_2 menunjukkan video Paus Fransiskus yang mengatakan bahwa menjadi homoseksual bukan kejahatan. "Ya tapi itu dosa. Betul, pertama-tama coba kita bedakan antara dosa dan kejahatan. Tidak beramal dengan satu sama lain juga bentuk dosa," jelas Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus juga mengakui bahwa para uskup Katolik di beberapa bagian dunia masih mendukung undang-undang yang mengkriminalisasi homoseksualitas atau mendiskriminasi komunitas LGBTQ.
"Setiap laki-laki dan perempuan harus memiliki jendela dalam hidup mereka di mana mereka bisa punya harapan dan di mana mereka bisa melihat martabat Tuhan. Dan menjadi homoseksual bukanlah kejahatan. Itu adalah kondisi manusia," jelas Paus Fransiskus.
Buku itu kini dijual di Internet, termasuk di situs amazon.com. Namun tanpa pencantuman nama penerbit, penyunting, dan penerjemah. Di situs buku itu hanya tertulis pengarang buku adalah Tuhan dan kontributornya Yesus.
Baca Juga : Pasutri Wajib Simak Hal Ini, 6 Larangan Saat Berjima
Kepala Studi dan penerjemah Alkitab di Kampus Wheaton, Douglas J. Moo mengatakan, penyuntingan Alkitab Ratu James itu tidak sepenuhnya akurat. "Hanya beberapa Alkitab terjemahan bahasa Inggris menggunakan kata homoseksualitas atau homoseksual. Dalam sejarah terjemahan Alkitab terdahulu ke dalam bahasa Inggris, kata itu kini merujuk pada hubungan homoseksual."
Seorang pendeta di Selandia Baru baru-baru ini dikecam lantaran memasang poster di dinding gereja di Kota Auckland menyebut Yesus adalah seorang gay.
Pendeta Glynn Cardy dari Gereja St Matthew di Auckland mengatakan homoseksualitas belum pernah disebut hingga tahun 1800-an. Jika kata itu muncul dalam Alkitab dan sejumlah dokumen lain, maka itu salah terjemahan.
"Faktanya kita tidak tahu orientasi seksual Yesus. Beberapa ahli mencoba mengatakan Yesus itu gay" demikian penjelasan Pendeta Glynn Cardy.