JATIMTIMES - Segar dan masih sangat bugar. Kalimat tersebut layak untuk menggambarkan sosok S Sutikno warga Desa Sutojayan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Kakek yang akrab disapa Mbah Sutikno itu kini telah berusia 81 tahun.
Meski usianya bisa dikatakan telah senja, namun semangatnya masih seperti anak remaja. Hingga kini, kakek 14 orang cucu tersebut masih aktif bersepeda. Bahkan beberapa tahun lalu, tepatnya di tahun 2016 dirinya telah menjelajah lima negara dengan sepeda tua miliknya.
Baca Juga : Ataka, Juara Olimpiade Diagram Dinas Pendidikan Banyuwangi
Lebih hebatnya lagi, di usianya yang telah menginjak kepala delapan, Mbah Sutikno tidak mengalami kepikunan. Kelima indra pada dirinya termasuk indra pendengarannya juga masih sangat tajam.
Ketika diajak berbincang-bincang, Mbah Sutikno sangat kooperatif. Bahkan dirinya masih ingat betul memori saat dirinya bersepeda keliling lima negara.
"Berangkat dari (Kecamatan) Pakisaji ke Jakarta. Jakarta - Lampung; Lampung - Sabang. Kemudian Sabang kembali lagi ke Medan. Medan ke Kuala Lumpur. Terus ke Singapore, Batam, Pontianak, Kuching (kota di Malaysia), Brunei (Darussalam), Kinabalu (kota di Malaysia), Papua Nugini, Timor Leste," ungkap Mbah Sutikno saat menjelaskan perjalanannya dalam menjelajah lima negara menggunakan sepeda onthel saat ditemui belum lama ini.
Penjelajahan kelima negara menggunakan sepeda onthel tersebut, dilakukan Mbah Sutikno pada 2016 lalu. "Waktu itu masih umur 74 (tahun), sekarang 81 (tahun)," imbuhnya.
Waktu menjelajah lima negara dengan sepeda onthel, Mbah Sutikno mengaku menghabiskan waktu sekitar satu tahun. "Satu tahun tiga bulan. Berangkat Februari 2016 hingga tanggal 14 Mei 2018. Waktu tahun baru saya ada di perbatasan Merauke," tuturnya.
Kakek yang dikaruniai enam orang anak tersebut mengaku, kepergian mendiang istri tercinta menghadap Tuhan yang Maha Esa membuat dirinya terinspirasi untuk bersepeda keliling lima negara.
"Waktu itu kan istri meninggal (di tahun) 2013. (Tahun) 2016 habis seribu harinya saya berangkat (keliling lima negara mengendarai sepeda onthel)," jelasnya.
Mbah Sutikno mengaku mengeluarkan biaya pribadi saat dirinya bersepeda keliling lima negara. Bahkan, dirinya waktu itu tidak mengajak teman maupun keluarganya alias sendirian saat menjelajah beberapa negara di Asia Tenggara.
"(Habis biaya) Rp 25 juta. Waktu itu tanpa visa, cuma paspor saja. Waktu itu kalau di Asia Tenggara tanpa visa. Kalau di Benua Asia pakai visa," terangnya.
Baca Juga : Penerima Hadiah Utama Umrah Segara Ngliyep - Balekambang: Saya Hadiahkan Untuk Ibu
Selama menjelajah lima negara menggunakan sepeda onthel, Mbah Sutikno sempat mendapatkan beberapa berkas dari negara yang telah dikunjunginya. Selain itu, selama bersepeda kelima negara, dirinya juga mengkampanyekan tertib berlalu lintas.
Alhasil, berkat dedikasinya, Mbah Sutikno diganjar penghargaan oleh pihak kepolisian. Yakni penghargaan dari Kapolres Malang yang saat itu masih dijabat oleh Yade Setiawan Ujung.
Surat, berkas, serta penghargaan itulah yang saat ini masih tersimpan rapi dan membuktikan jika Mbah Sutikno memanglah menjelajah menggunakan sepeda onthel kelima negara. Seabrek surat berkas dan penghargaan tersebut juga sempat ditunjukkan kepada media online ini.
"Iya, benar (naik sepeda kelima negara), ini berkas surat-suratnya ada. Berkas dari Kuala Lumpur, Singapore, Kuching, Brunei, Kinabalu, Papua Nugini, Timor Leste, ada semua berkasnya," tuturnya sembari menunjukkan satu persatu berkas yang dia simpan sebagai bukti dirinya telah bersepeda keliling lima negara.
Hingga kini, Mbah Sutikno masih aktif bersepeda. Berbagai event juga masih sering dia ikuti. Terbaru, pada Sabtu (11/11/2023) lalu, dirinya menjadi salah satu peserta tertua pada event Pesona Gondanglegi X.
"Kalau di Indonesia sudah pernah bersepeda dari Sabang sampai Merauke. Ada keinginan sepedaan lagi keliling dunia, tapi masih belum tau mau kemana," tukasnya.