JATIMTIMES - Pada Jumat malam (10/11/2023), Israel meluncurkan 11 rudal di sekitar area Rumah Sakit (RS) Indonesia. Pesawat tempur Israel menghantam area yang sangat dekat dengan RS Indonesia, terlihat dari asap merah tebal yang berhasil didokumentasikan oleh Anas Al-Sharif.
Dampaknya, terjadi pemadaman listrik. Di RS Indonesia sendiri, sumber listrik yang masih tersedia difokuskan pada area yang benar-benar vital. Sumber listrik yang tersisa berasal dari sisa baterai surya atau aki mobil darurat.
Baca Juga : Terkait Seruan Macron yang Meminta Stop Pengeboman Gaza, Netanyahu: Salahkan Hamas, Bukan Israel
Menurut laporan Al Jazeera, stasiun televisi berbahasa Arab dan Inggris yang berbasis di Qatar, "Lingkungan rumah sakit dibombardir oleh 11 rudal Israel hari ini dan akan berhenti beroperasi dalam waktu 24 jam karena kehabisan bahan bakar. Meskipun demikian, kami tetap berkomitmen untuk memberikan perawatan kepada orang-orang yang terluka."
Saat ini, Israel terus memaksa penduduk di Gaza bagian utara untuk mengungsi ke Gaza bagian selatan. Sementara itu, Jalan Shalahuddin yang menghubungkan Gaza utara dan selatan juga telah hancur.
Akibatnya, bantuan makanan, minuman, obat-obatan, dan selimut tidak dapat diantarkan. Hal ini menjadi masalah serius mengingat di daerah tersebut terdapat Rumah Sakit Asy-Syifa, RS Indonesia, RS Al-Quds, dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya.
Selain RS Indonesia yang melaporkan pemadaman listrik, RS Al-Quds juga mengumumkan bahwa mereka mengalami kekurangan pasokan air dan makanan.
Serangan di sekitar lokasi rumah sakit bukan hanya terjadi kemarin, melainkan sudah berlangsung sejak 18 Oktober lalu. Penyerangan terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan mengakibatkan banyak korban tidak dapat menerima perawatan maksimal dikarenakan kurangnya bahan bakar dan obat-obatan.
Baca Juga : Update Pelecehan Seksual di UNY: Terduga Sender Menfess Kerap Unggah Pesan Seksual
Rumah Sakit Indonesia adalah rumah sakit dengan luas 16.261 m², terletak di Bayt Lahiya, Gaza, dan merupakan wakaf dari pemerintah Palestina di Gaza. Dibangun pada 14 Mei 2011, pembangunan RSI ini sepenuhnya dibiayai oleh donasi rakyat Indonesia, tanpa campur tangan dana bantuan asing.
Inilah sebabnya mengapa nama Indonesia diabadikan dalam nama rumah sakit tersebut. Penamaan ini juga mencerminkan harapan agar menjadi bukti silaturahmi jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina.