JATIMTIMES - Amerika Serikat menyatakan menarik diri dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Adapun keputusan tersebut diambil setelah pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (20/1) waktu lokal.
Dilansir situs resmi gedung putih, Selasa (21/1/2025) Trump menggunakan wewenangnya sebagai Presiden berdasarkan konstitusi dan hukum Amerika Serikat, maka diputuskan menarik diri dari WHO. Trump menyebut pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 lalu merupakan kesalahan WHO.
Baca Juga : Sentra Usaha Ikan Hias dan Koi Kota Blitar Siap Diresmikan Februari 2025
"Amerika Serikat menyadari penarikan diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2020 karena kesalahan organisasi tersebut dalam menangani pandemi COVID-19 yang muncul di Wuhan, Tiongkok, dan krisis kesehatan global lainnya," pernyataan gedung putih.
Tak hanya keluar, Trump juga menyorot independensi negara-negara anggota WHO dari pengaruh politik. WHO turut dianggap menuntut dan memberatkan Amerika Serikat melakukan pembayaran yang nominalnya melebihi negara-negara lain sesama anggota WHO. Lebih lanjut, Trump juga menyinggung peran China. Ia merasa kontribusi China di WHO sangat kecil.
"China, dengan populasi 1,4 miliar jiwa, memiliki 300 persen populasi Amerika Serikat, namun kontribusinya terhadap WHO hampir 90 persen lebih sedikit," pernyataan gedung putih.
Dengan begitu, AS membulatkan tekad untuk menarik diri dari WHO. "Amerika Serikat berniat menarik diri dari WHO. Surat Presiden kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ditandatangani pada 20 Januari 2021, yang mencabut pemberitahuan penarikan Amerika Serikat pada 6 Juli 2020, dicabut," lanjutnya.
Dikutip New York Times, salah satu dampak AS meninggalkan WHO adalah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) tidak lagi memiliki akses ke data kesehatan global. Jika berkaca pada pandemi Covid-19, data kesehatan global WHO penting lantaran badan tersebut merilis laporan terkini setiap kasus penyakit yang terjadi di seluruh negara, termasuk China saat itu, sehingga dapat disebar luaskan ke negara lain.
Baca Juga : Sebanyak 230 Tahanan Palestina Akan Diasingkan Usai Dibebaskan Israel
Sementara itu, belum jelas apakah dampak langsung terhadap WHO dan jaringan kesehatan dunia jika AS keluar dari organisasi tersebut. Sebab, di sebagian besar organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), AS biasanya menjadi negara dengan donatur terbesar.
Baru-baru ini, W.H.O. menjadi sasaran kritik dari kalangan konservatif terkait dengan kerja mereka dalam merancang "perjanjian pandemi" untuk memperkuat kesiapsiagaan pandemi dan menetapkan kebijakan yang mengikat secara hukum bagi negara-negara anggota mengenai pemantauan patogen, pembagian data wabah secara cepat, serta pembangunan rantai pasokan dan produksi lokal untuk vaksin dan pengobatan, antara lain.
Di hari yang sama, Trump juga telah lebih dulu menandatangani perintah eksekutif yang akan membuat AS keluar dari Perjanjian Iklim Paris atau Paris Agreement. "Saya segera menarik diri dari penipuan perjanjian iklim Paris, yang tidak adil dan sepihak," kata Trump sebelum menandatangani perintah tersebut.