JATIMTIMES - Dahulu, ada seorang bayi yang memiliki kelebihan dapat berbicara. Keistimewaan ini tentunya atas izin Allah SWT. Dan bayi yang mendapatkan keistimewaan tersebut merupakan seorang Nabi. Lantas siapakah nabi yang mendapatkan keistimewaan dapat berbicara ketika bayi?
Dioalah dari detikhikmah, Ibnu Katsir dalam buku berjudul Qashashul Anbiya yang diterjemahkan oleh Umar Mujtahid, dijelaskan bahwa nabi yang dapat berbicara ketika bayi tersebut adalah Nabi Isa AS.
Baca Juga : Amnesty Brawijaya Serukan Hak Perempuan dalam Partisipasi Politik
Ibu Nabi Isa AS, Maryam merupakan wanita yang sholeh. Sosoknya selalu terjaga dari segala macam atau bentuk perbuatan tercela.
Dan satu ketika, suami bibi Maryam, Nabi Zakaria AS membuat sebuah mihrab khusus untuknya di Baitul Maqdis. Mihrab ini merupakan tempat khusus atau mulia di masjid tersebut yang tidak dapat dimasuki orang lain selain Maryam.
Setiap harinya, Maryam sangat khusyuk beribadah kepada Allah SWT. Bahkan Maryam hanya beranjak ketika keperluan mendesak, seperti halnya makan, minum dan yang lainnya.
Dan suatu waktu, ketika Maryam berada di timur Masjidil Aqsa, datanglah malaikat Jibril kepada Maryam. Saat itu, Malaikat Jibril menyampaikan sebuah kabar kepada Maryam.
"Sesungguhnya, aku hanyalah utusan Rabbmu. (Aku ke sini) untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci," kata Jibril.
Mendengar hal tersebut, Maryam menjawab, "Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki padahal tidak pernah ada laki-laki yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!".
"Demikianlah Rabbmu berfirman, 'Hal itu mudah bagi-Ku'," kata Jibril. Kemudian Jibril meniupkan roh ke dalam rahim Maryam dan menjadikannya sebuah janin.
Setelah itu, berita kehamilan Maryam menjadi pembicaraan di kalangan Bani Israil. Banyak yang heran tentang kehamilan Maryam yang diketahui tanpa suami.
Setelah itu, muncul banyak fitnah kepada Maryam. Banyak yang menuduh Maryam melakukan perbuatan maksiat dengan sepupunya sendiri, yakni Yusuf bin Ya'qub An-Najjar.
Bahkan, banyak yang berkata, jika selama ini Maryam mengasingkan diri untuk beribadah di Masjid, hanyalah sebagai kedok untuk bersama sepupunya itu.
Baca Juga : Seminar Internasional, ICP FITK UIN Malang Hadirkan Guru Besar dari BruneiĀ
Waktu berlalu, Maryam pun mengasingkan diri, sampai menunggu kelahiran bayi dalam kandungannya. Sampai satu saat kemudian Maryam melahirkan bayi dan kembali kepada kaumnya dengan menggendong bayi tersebut.
Kedatangan Maryam dengan menggendong bayi kembali ke kaumnya juga menjadi banyak pembicaraan. "Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Padahal ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina," kata kaum Bani Israil.
Meski mendapatkan fitnah tersebut, Maryam tetaplah tenang dan bahkan menyerahkan semua kembali kepada Allah SWT. Maryam lantas menunjuk bayinya dan menyuruh orang-orang untuk bertanya kepada bayi tersebut.
Lantas mereka juga keheranan dengan perkataan Maryam, "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?".
Dan saat itulah Allah SWT menunjukkan keagungan-Nya. Bayi Maryam tersebut kemudian dapat berbicara meskipun masih bayi. Hal inipun telah diabadikan dalam Al-Qur'an surat Maryam ayat 30-33 yang berbunyi,
"Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia (akan) memberiku Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi. Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan memerintahkan kepadaku (untuk melaksanakan) salat serta (menunaikan) zakat sepanjang hayatku, dan berbakti kepada ibuku serta Dia tidak menjadikanku orang yang sombong lagi celaka. Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan hari aku dibangkitkan hidup (kembali)."
Setelah muncul mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT, dimana bayi Maryam dapat berbicara, membersihkan nama Maryam dari segala macam tuduhan melakukan perbuatan maksiat.