JATIMTIMES - Israel dengan tegas menolak untuk melakukan gencatan senjata. Bahkan Isarel mengatakan jika pasukannya telah mengepung Kota Gaza. Hingga saat ini, Gaza terus-menerus dijatuhi bom oleh Israel.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel mengatakan bahwa semua layanan komunikasi dan internet sekali lagi terputus.
Baca Juga : Istri Founder Grab Dukung Israel, Grab Indonesia: Kami Donasikan 3,5 M untuk Gaza
Sementara itu, melansir Reuters, Senin (6/11/2023), Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas bergabung dengan seruan internasional untuk segera melakukan gencatan senjata pada pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tidak akan melakukan gencatan senjata, kecuali para sandera dikembalikan.
Blinken tiba di Ankara pada Minggu (5/11/2023) malam untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai konflik Gaza dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan pada hari ini, Senin (6/11/2023).
Beberapa jam sebelum kedatangan Blinken, polisi di Turki selatan menggunakan gas air mata dan meriam air ketika ratusan orang demonstrasi pro-Palestina mencoba menyerbu pangkalan udara yang menampung pasukan AS.
Di sisi lain, saat ini posisi Gaza telah dikepung oleh Israel. Menurut pihak berwenang Lebanon, ketegangan juga meningkat dengan Lebanon, usai Israel menyerang mobil di selatan negara itu, hingga menewaskan tiga anak dan nenek mereka.
Kepala juru bicara militer Israel mengatakan bahwa pihaknya telah menyerang sasaran teroris Hizbullah di Lebanon selatan, sebagai tanggapan atas serangan rudal terhadap tank yang menewaskan seorang warga Israel. Dia mengatakan sebuah drone Hizbullah juga ditembak jatuh.
Hizbullah mengatakan pihaknya merespons serangan dengan menembakkan roket ke kota Kiryat Shmona di Israel utara. Kelompok tersebut mengatakan mereka tidak akan pernah menoleransi serangan terhadap warga sipil.
Sirene terdengar di seluruh Israel tengah, dan media Israel melaporkan roket menghantam wilayah di dalam dan sekitar Tel Aviv. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Sementara itu, pejabat kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan lebih dari 9.770 warga Palestina telah tewas dalam perang tersebut. Sedangkan, Israel mengatakan 31 tentaranya telah tewas sejauh ini. Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 47 orang dalam serangan Minggu (5/11/2023) malam di kamp pengungsi Maghazi di Gaza.
"Sepanjang malam saya dan orang-orang lainnya berusaha mengambil korban tewas dari reruntuhan. Kami mendapatkan anak-anak, terpotong-potong, dagingnya terkoyak-koyak,” kata Saeed al-Nejma (53), seraya menambahkan bahwa dia sedang tidur bersama keluarganya ketika ledakan terjadi di lingkungannya.
Dalam serangan terpisah, 21 warga Palestina dari satu keluarga, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan Minggu (5/11/2023) malam, kata kementerian kesehatan Gaza.
Para menteri luar negeri dari Qatar, Saudi, Mesir, Yordania dan Uni Emirat Arab bertemu Blinken di Amman pada hari Sabtu dan juga mendesaknya untuk membujuk Israel agar menyetujui gencatan senjata. Blinken juga mengunjungi Irak pada hari Minggu dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Mohammed al-Sudani.
Paus Fransiskus ikut menyerukan perdamaian. “Berhenti atas nama Tuhan,” katanya, sambil menyerukan bantuan kemanusiaan dan bantuan bagi korban luka untuk meringankan situasi sangat gawat di Gaza.
Baca Juga : Siaga Musim Hujan, Bupati Sidoarjo Siapkan 14 Rumah Pompa dan Normalisasi Sungai
Namun Blinken mengatakan gencatan senjata akan menguntungkan Hamas, memungkinkan mereka berkumpul kembali dan menyerang lagi. Sebaliknya, AS menginginkan jeda lokal dalam pertempuran agar bantuan kemanusiaan dapat masuk dan orang-orang dapat meninggalkan Gaza.
"Menteri menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa dan dimulainya kembali layanan penting di Gaza,” kata juru bicara Blinken, Matthew Miller.
Blinken mengatakan Otoritas Palestina harus memainkan peran sentral dalam masa depan Jalur Gaza, kata seorang pejabat AS setelah kunjungan ke Tepi Barat. Upaya evakuasi turis asing dan warga sipil yang terluka parah melalui penyebarangan Rafah berhenti sejak adanya serangan ke Ambulance pada Sabtu (4/11/2023).
Penyeberangan Rafah ke Semenanjung Sinai Mesir adalah satu-satunya pintu keluar dari Gaza yang tidak dikendalikan oleh Israel. Menurut sumber dari Mesir, truk bantuan masih bisa melakukan perjalanan ke Gaza.
Evakuasi dimulai pada hari Rabu berdasarkan kesepakatan yang ditengahi secara internasional. Lebih dari 300 orang Amerika telah meninggalkan Gaza, tetapi beberapa masih bertahan, kata Jonathan Finer, wakil penasihat keamanan nasional.
Kementerian luar negeri Qatar mengatakan bahwa tanpa masa tenang di Gaza, mediatornya tidak akan bisa menjamin pembebasan sandera Israel yang ditahan di wilayah tersebut. Negara Qatar berkoordinasi dengan AS, memimpin pembicaraan dengan Hamas dan pejabat Israel mengenai pembebasan sandera.
Sementara itu, kantor kemanusiaan PBB memperkirakan hampir 1,5 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza menjadi pengungsi internal. Bantuan yang saat ini masuk ke Gaza “tidak cukup” untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kata kepala Program Pangan Dunia Cindy McCain setelah mengunjungi penyeberangan Rafah.
“Orang-orang hidup dalam mimpi buruk yang mengerikan,” kata McCain.
“Makanan dan air hampir habis. Aliran bantuan yang stabil diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak saat ini," imbuh McCain.
