JATIMTIMES - Musim hujan di wilayah Jawa Timur diprediksi BMKG akan terjadi pada pekan ketiga November. Namun, puncak hujan terjadi Februari 2024 datang. Menghadapi musim hujan itu, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyiagakan belasan rumah pompa serta melakukan normalisasi sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan dengan melakukan pengerukan sedimentasi sungai.
Ahmad Muhdlor Ali kerap disapa Gus Muhdlor menyampaikan, Kabupaten Sidoarjo sebagai Kota Delta memiliki banyak sungai. Terhitung ada 48 sungai besar dan belum termasuk sungai kecilnya. Kondisinya, di musim kemarau saat ini banyak ditumbuhi tanaman liar serta sampah.
Baca Juga : Sewa Gudang Tambahan KPU Kota Batu Disetujui
"Menghadapi musim penghujan yang akan datang, salah satu upaya kami adalah mencegah banjir dengan mengoptimalkan fungsi saluran dan sungai," ungkapnya, Minggu (5/11/2023).
Gus Muhdlor mengatakan, saat ini pengerjaan normalisasi sungai dan pembersihan sungai dari sumbatan sampah maupun tumbuhan liar sedang berlangsung. Seperti halnya pada sungai Jomblong Desa Gemurung, Kecamatan Gedangan, sungai Waru di Kecamatan Waru dan sungai Pelayaran Desa Tawangsari, Kecamatan Taman.
"Saat ini normalisasi sungai yang sedang kami lakukan ada pada sungai pelayaran. Ini yang paling urgen. Panjangnya 2,7 km dan ini selesainya tiga bulan sampai akhir Desember 2023. Kedua, sungai Waru di perumahan Rewwin kurang lebih 2 km panjang aliran sungai yang kami bersihkan. Ketiga, sungai Jomblong di wilayah Gedangan yang panjangnya kurang lebih 1,4 km," katanya.
Gus Muhdlor juga menambahkan wilayah Tropodo, Kecmatan Waru juga menjadi salah satu daerah yang mengalami genangan saat hujan tiba. Di wilayah itu sudah dibangun enam rumah pompa untuk mengatasi genangan air musiman tersebut.
"Yang ada di Tropodo Waru yang sedianya lima pompa kami tambah satu rumah pompa. Jadi ada enam rumah pompa. Ini agar genangan tahunan akhir dan awal tahun dapat berkurang, InsyaAlloh 75 persen dapat teratasi," imbuhnya.
Untuk wilayah, Gus Muhdlor menjelaskan bahwa Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo meletakkan rumah pompa ditiga titik. Dua dititik aliran sungai Sidokare dan satu lagi di samping jembatan tol Sidoarjo.
Tak hanya itu, Pemkab Sidoarjo telah membentuk satgas kebersihan sungai. Satgas ini berperan penting dalam penanganan kebersihan sungai, diantaranya dengan cepat tanggap saat terdapat sungai penuh dengan timbunan sampah.
Gus Muhdlor juga menyampaikan menjaga dan merawat sungai bukan hanya tugas pemerintah saja. Namun, juga menjadi tanggung jawab dan kesadaran masyarakat. Pasalnya, dampak kebersihan sungai akan dirasakan sendiri oleh masyarakat, seperti dampak bagi kesehatan.
Baca Juga : Warga Ingin Lepas dari Jeratan Bank Titil, Minta Dewan Jatim Beri Pelatihan Ekonomi Kreatif bagi Emak-Emak
"Mari kita jaga bersama sungai kita, dengan tidak membuang sampah di sungai. Melalui program Sidoresik atau Sidoarjo Revitalisasi Fungsi Kali, dikemas menjadi kegiatan yang dilombakan antar desa/kelurahan. Harapannya seluruh lapisan masyarakat ikut berperan dalam menjaga dan merawat sungainya masing-masing," pesannya.
Terakhir, Gus Muhdlor berpesan agar masyarakat ikut berperan aktif menjaga sungai dan bergerak beriringan dengan pemerintah dengan tidak memberikan warisan kepada anak cucunya sungai yang kotor dan penuh sampah.
"Sekuat-kuatnya kami menjaga kebersihan sungai, namun jika masyarakatnya tidak ikut andil akan percuma. Sungai akan tetap kotor jika perilaku masyarakatnya masih saja membuang sampah di sungai. Mari kita berikan warisan sungai bersih kepada anak cucu kita," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo Dwi Eko Saptono menyampaikan, 14 rumah pompa akan terus disiagakan. Diketahui rumah pompa itu disiapkan dititik-titik wilayah genangan air.
Ada tiga wilayah di Kabupaten Sidoarjo yang mengalami genangan saat hujan. Yang tertinggi di wilayah Kecamatan Tanggulangin, yang berada di Desa Kedungbanteng, Desa Banjarpanji, Desa Banjar Asri serta Desa Kalidawir. Desa-desa itu tergenang karena faktor penurunan tanah disekitar wilayah tersebut.
"Ada lima rumah pompa yang ada di Tanggulangin, kondisi alam yang terjadi di desa ini menyebabkan adanya cekungan. Cekungan ini yang kami antisipasi dengan meletakkan pompa-pompa penyedot air," tutupnya.