JATIMTIMES - Di tengah kemegahan Keraton dan Kota Yogyakarta, terdapat sebuah tempat yang cocok untuk mendapatkan ketenangan dan merenungkan kejayaan masa lalu. Namanya Plengkung Gading, sebuah bangunan berbentuk pintu gerbang melengkung berwarna putih.
Plengkugg Gading adalah salah satu peninggalan sejarah yang masih megah hingga saat ini. Wisatawan dari seluruh penjuru dunia datang ke kota ini untuk menjelajahi harta sejarahnya yang memukau dan memesona.
Baca Juga : Warga Bandealit Akhirnya Nikmati Infrastruktur Jalan dan Penerangan setelah Puluhan Tahun "Terisolasi"
Dalam ulasan ini, kita akan menjelajahi kekayaan sejarah dan pesona Plengkung Gading, dan mengungkap beberapa fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui.
Plengkung Gading adalah bangunan bersejarah yang terletak di kawasan Keraton Yogyakarta, salah satu permata budaya Indonesia. Ketika menginjakkan kaki di Plengkung Gading, Anda akan merasakan sentuhan sejarah yang hidup dalam setiap batu dan dindingnya. Tempat ini adalah salah satu dari beberapa jejak bersejarah Keraton Yogyakarta yang tak boleh dilewatkan.
Plengkung Gading adalah bagian dari kompleks Keraton Yogyakarta, salah satu keraton yang masih aktif hingga saat ini. Bangunan ini bukan hanya sekadar struktur fisik yang indah, tetapi juga sarat akan cerita-cerita lama yang masih hidup dalam ingatan masyarakat setempat. Ketika Anda berdiri di bawah lengkungan putih yang megah ini, Anda akan merasakan energi masa lalu yang kuat.
Bentuk Plengkung Gading yang melengkung memberikan pesona tersendiri. Itulah mengapa disebut dengan istilah "Plengkung," yang berarti melengkung.
Meskipun Plengkung Gading mengalami perbaikan pada tahun 1986 untuk menjaga keasliannya, karakter dan pesona sejarahnya tetap terpancar. Saat matahari bersinar terang di atasnya, pantulan cahaya pada dinding putihnya menciptakan gambaran yang begitu indah.
Sementara itu, istilah "Gading" berasal dari warna pintu tersebut yang berwarna putih. Maka tidak mengherankan jika bangunan ini disebut sebagai gerbang yang melengkung berwarna putih. Bangunan ini termasuk gapura yang digunakan sebagai pintu masuk menuju jeron benteng Keraton Yogyakarta.
Selain Plengkung Gading, ada empat plengkung lain yang menghubungkan dengan keraton, yaitu Plengkung Tarunasura, Plengkung Nirbaya, Plengkung Madyasura, Plengkung Jaga Surya, dan Jagabaya. Dari kelima plengkung ini, Plengkung Gading dan Plengkung Tarunasura adalah yang paling terkenal. Bentuk asli keduanya masih terjaga hingga sekarang.
Dalam kompleks Plengkung Gading, Anda juga akan menemukan menara sirine yang hanya digunakan dua kali dalam setahun, yakni pada peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan menjelang berbuka puasa selama bulan Ramadan. Ini memberikan keunikan tersendiri pada tempat ini, yang menggambarkan kisah sejarah dan budaya Indonesia.
Menurut Badan Pelestarian Cagar Budaya DIY, dulunya terdapat parit yang mengelilingi keraton, berfungsi sebagai pertahanan terhadap serangan musuh. Pari tersebut memiliki lebar hingga 10 meter dengan kedalaman 3 meter. Namun pada tahun 1935, parit itu dihilangkan dan kini menjadi sebuah jalan.
Dalam kompleks Plengkung Gading, Anda juga akan menemukan menara sirine yang hanya digunakan dua kali dalam setahun, yakni pada peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan menjelang berbuka puasa selama bulan Ramadan.
Selain sejarah dan cerita menarik yang tersimpan dalam Plengkung Gading, pengunjung juga dapat menikmati keindahan malam di sekitar bangunan ini.
Di kawasan Plengkung Gading, terdapat lampu-lampu yang indah menciptakan nuansa klasik dan romantisme zaman kolonial Belanda. Ini memberikan kesempatan untuk mengambil foto yang memukau dan menciptakan kenangan tak terlupakan.
Baca Juga : Pantai Pudak Blitar, Rahasia Pesona Alam yang Jarang Terjamah
Plengkung Gading juga menyimpan beberapa fakta menarik yang bisa disimak oleh wisatawan yang akan melewatinya. Pertama, Plengkung Gading dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I. Plengkung Gading ini menjadi bagian dari Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1782 Masehi. Masa lalu yang begitu kuat terasa saat Anda menginjakkan kaki di sini, di bawah bayang-bayang Sri Sultan Hamengku Buwono I, pendiri dan raja pertama Keraton Yogyakarta.
Kedua, nama asli dari Plengkung ini adalah Plengkung Nirbaya yang terletak di arah selatan Alun-Alun Selatan Jogja. Bangunan ini dijadikan pintu keluar jenazah sultan yang sudah wafat menuju Makam Imogiri. Plengkung Gading menjadi tempat suci yang mempertahankan tradisi dan sejarah Kerajaan Mataram, mengabadikan upacara perpisahan yang sakral.
Selain itu, konon terdapat larangan melintasi Plengkung Gading bagi raja atau sultan yang masih hidup dan menduduki tahtanya. Hal ini berawal dari tradisi Kerajaan Mataram bahwa Plengkung Nirbaya digunakan sebagai pintu keluar ketika ada raja atau sultan yang mangkat atau wafat. Hingga saat ini, Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya menjadi satu-satunya pintu keluar bagi jenazah raja sebelum dimakamkan di makam raja-raja di Imogiri, Bantul. Karena itu, raja atau sultan yang masih hidup dan menduduki takhta tidak diperkenankan untuk melewati Plengkung Gading ini.
Saat ini, Plengkung Gading menjadi salah satu spot foto favorit wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Meskipun pengunjung tidak lagi bisa naik ke bagian atas Plengkung Gading, mereka masih dapat berfoto di sekitar pelataran yang ada di sisi tangga yang berada di sebelah barat dan timur plengkung. Plengkung Gading diketahui menjadi spot foto menarik dan terbuka setiap hari untuk umum.
Selain bentuk bangunan yang menarik, wisatawan juga tidak dikenakan tiket masuk atau gratis jika pengunjung hendak berfoto di Plengkung Gading. Walau begitu, wisatawan tetap diimbau untuk menjaga sopan santun dan ketertiban ketika berada di situs bersejarah Keraton Yogyakarta ini.
Ketika Anda berkunjung ke Plengkung Gading, Anda juga akan menemukan angkringan dan warung-warung tradisional yang menjual makanan dan minuman lokal. Ini adalah kesempatan yang sempurna untuk mencicipi hidangan khas Yogyakarta sambil menikmati suasana sekitar. Angkringan adalah tempat yang populer untuk berkumpul, berbicara, dan menikmati kopi atau teh dengan harga yang terjangkau.
Plengkung Gading adalah tempat yang benar-benar istimewa. Dan saat Anda berada di sana, Anda akan merasakan getaran sejarah yang kuat dan kekayaan budaya Yogyakarta. Tempat ini cocok untuk berjalan-jalan bersama pasangan, teman, atau keluarga, menciptakan momen yang tak terlupakan, dan menikmati pesona sejarah Yogyakarta yang begitu memukau.
Jadi, jika Anda berencana untuk berkunjung ke Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk menyempatkan diri ke Plengkung Gading. Tempat ini bukan hanya sebuah pintu keajaiban sejarah, tetapi juga jendela kebudayaan dan keindahan kota Yogyakarta yang menunggu untuk Anda eksplorasi. Selamat menikmati petualangan Anda di kota yang kaya sejarah ini, dan jangan lupa untuk menciptakan kenangan tak terlupakan di Plengkung Gading.