free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Internasional

Tak Perlu Jadi Muslim Tuk Suarakan Palestina, Negara Komunis Ini Bantu Lawan Israel!

Penulis : Nabilla Erlika Putri Yessynta - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

03 - Nov - 2023, 22:59

Placeholder
Kim Jong Un, Presiden Korea Utara (Foto: scmp.com)

JATIMTIMES - Konflik Israel-Palestina dianggap oleh sebagian besar orang sebagai konflik religi. Opini yang demikian tidaklah benar, mengingat keragaman latar belakang etnis dan keyakinan agama di antara masyarakat Israel dan Palestina yang heterogen. 

Ketika isu Palestina dibingkai sebagai isu konflik beragama, masyarakat akan bereaksi secara emosional dan hitam-putih. Penting untuk dicatat, kekejaman yang dilakukan Israel terhadap Palestina tidak hanya bisa disebut sebagai masalah beragama, tetapi menyangkut kemanusiaan.

Baca Juga : Situasi Mencekam, Genset Indonesia di RS Gaza Kehabisan Bahan Bakar

Atas dasar tersebut tentunya akan ada umat Islam yang lebih condong dalam memperjuangkan hak Palestina. Sedangkan umat Kristiani akan mendukung Israel karena mereka percaya bahwa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan. Padahal jika menilik heterogenitas penduduk, tidak semua orang Palestina adalah orang yang berkebangsaan Arab.

Masih ada suku bangsa Druze, Yahudi, dan sejumlah kelompok etnis minoritas lainnya. Meskipun Islam sebagai agama mayoritas yang berjumlah hampir 85% dari populasi, namun nyatanya juga ada kaum Kristen di sana. Demikian pula, tidak semua orang Israel menganut Yudaisme karena 17% penduduk negara tersebut adalah kaum Muslim.

Diskusi di media sosial sekarang banyak menunjukkan polarisasi seperti ini. Dan hal tersebut merupakan kondisi toxic yang berpotensi memecah belah persatuan jika terus berlanjut. Mendorong sentimen keagamaan sebagai respons terhadap suatu peristiwa dapat merugikan karena mengalihkan perhatian dari tujuan utama perjuangan. Namun nampaknya negara komunis tidak terpengaruh akan konflik yang disinyalir atas agama ini, karena sejatinya serangan Israel terhadap warga Palestina adalah bentuk genosida dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang dilakukan atas dasar perampasan wilayah.

Korea Utara adalah negara komunis otoriter yang memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan rakyat Palestina. Meskipun Korea Utara sendiri terkenal dengan kekejaman sistem kontrol dan pembatasan segala aspek warga negaranya, hal tersebut tak menutup mata untuk ikut andil dalam menyokong bala bantuan.

"Palestina merupakan isu penting, tidak hanya bagi bangsa Arab dan umat Muslim tapi juga bagi kebebasan," tegas Kim Jong Un selaku Presiden Korea Utara.

Korea Utara tidak pernah goyah dalam komitmennya untuk membantu rakyat Palestina dalam perjuangan mereka melawan kolonialisme Israel. Korut berpendapat bahwa tidak ada dasar sama sekali atas serangan gencar Israel terhadap rakyat Palestina. Bahkan kini dilaporkan bahwa Korea Utara telah mempersenjatai milisi Hamas untuk membantu mereka dalam konflik dengan Israel. Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan dalam badan spionase negara, menyampaikan klaim tersebut di hadapan komite intelijen parlemen selama sesi audit pribadi.

Bahkan hubungan diplomatik dengan Israel tidak pernah diakui oleh Korea Utara, apalagi kedaulatannya. Israel hanya dipandang oleh Korea Utara sebagai negara satelit imperialisme Amerika. Dan terakhir, pada tanggal 27 Oktober 2023, 120 negara termasuk Korea Utara, menyetujui resolusi Majelis Umum PBB untuk mendesak gencatan senjata dan dibukanya akses terhadap bantuan kemanusiaan, namun Israel dan 14 negara lainnya menentang resolusi ini.

Baca Juga : Kemlu Ungkap RI Akan Kirim Bantuan ke Gaza Besok

Kemudian negara China yang memiliki hubungan dekat dengan Iran, semakin memposisikan dirinya sebagai mediator di Timur Tengah. Presiden China, Xi Jinping juga telah menyatakan bahwa dia mendukung kemerdekaan Palestina. Dia mendukung pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Pernyataan Xi Jinping ini menambah daftar negara-negara komunis yang mendukung Palestina.

"Kami menyerukan pihak-pihak terkait untuk tetap tenang, menahan diri dan segera mengakhiri permusuhan untuk melindungi warga sipil. Jalan keluar mendasar dari konflik ini terletak pada penerapan solusi dua negara dan pembentukan Negara Palestina yang merdeka," kata Xi Jinping dilansir dari CNBC International.

Selain mengecam keras tindakan kekerasan terhadap masyarakat, China juga menyerukan pemberhentian serangan roket, darat, dan udara, serta operasi destabilisasi lainnya. Perjuangan rakyat Palestina untuk mempertahankan hak-hak nasionalnya didukung oleh pemerintah China. Hal ini turut disampaikan Menteri Luar Negeri China Wang Yi seiring Beijing mengambil sikap yang lebih tegas terkait perselisihan Israel-Hamas.

"Ketidakadilan bersejarah ini harus diakhiri sesegera mungkin," kata Wang Yi, seraya menambahkan bahwa "China akan terus berpihak pada perdamaian dan mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam menjaga hak-hak nasional mereka."

Faktanya negara-negara kiri alias komunis yang dibilang tidak berTuhan pun memiliki solidaritas tinggi terhadap sesama manusia. Karena pada dasarnya, tidak perlu menjadi seorang muslim untuk mendukung Palestina, cukup jadi manusia yang memiliki hati nurani dan empati dalam memperjuangkan hak- hak keadilan.


Topik

Internasional Palestina pro palestina aksi damai palestina saved palestine israel negara komunis perdamaian dunia



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nabilla Erlika Putri Yessynta

Editor

Sri Kurnia Mahiruni