JATIMTIMES - Penanganan pada keberadaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis (gepeng) masih menjadi salah satu perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Apalagi, ada peningkatan jumlah penindakan yang dilakukan terhadap para penyandang kesejahteraan sosial di Kota Malang ini.
Data dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang, sepanjang bulan Oktober 2023 lalu ada sebanyak 25 penyandang kesejahteraan sosial yang diamankan karena dinilai mengganggu ketentraman dan ketertiban umum (trantibum). Baik seperti pengemis, pengamen, gelandangan dan anak jalanan.
Baca Juga : Ganjar Akhirnya Buka Suara soal Balihonya Dicopot di Bali saat Jokowi Datang
Kepala Bidang (Kabid) Ketentraman dan Ketertiban Umum (KKU) Satpol PP Kota Malang, Rahmat Hidayat mengatakan, ada beberapa hal yang dinilai menjadi alasan mengapa masih banyak ditemui anjal dan gepeng di Kota Malang. Bahkan hingga jumlahnya meningkat.
"Salah satunya karena pembinaan yang mungkin kurang optimal," ujar Rahmat.
Bukan tanpa alasan, dari beberapa penyandang kesejahteraan sosial yang diamankan oleh Satpol PP, ada beberapa yang lebih dari satu kali diamankan. Dari situlah dirinya menilai bahwa pembinaan yang dilakukan masih kurang optimal.
"Misalnya kita amankan, Satpol PP akan menyerahkan kepada pihak selanjutnya. Bisa ke perangkat wilayah setempat, atau ke Dinas Sosial. Nah karena pembinaan itu bukan di ranah Satpol PP, kami hanya penindakan. Lalu setelah beberapa lama, mereka (anjal dan gepeng) diamankan lagi saat beroperasi di jalan," jelas Rahmat.
Selain itu dari hasil pemeriksaan sejumlah anjal dan gepeng, ada beberapa yang dinilai sudah terlalu nyaman dengan aktivitasnya sebagai pengemis, pengamen dan lainnya. Sebab, penghasilan yang didapat dalam sekali beroperasi terbilang banyak.
"Fakta yang kami dapat dari pemeriksaan, ada pengemis ini yang mendapat lebih dari Rp 100 ribu dalam waktu sekitar dua jam. Sementara mereka biasanya beroperasi dari jam 8 pagi sampai jam 3 atau jam 4 sore. Bahkan ada yang sampai malam," terang Rahmat.
Baca Juga : Ini Respon Jokowi soal Baliho Ganjar-Mahfud di Bali Dicopot Jelang Kedatangannya Kemarin
Apalagi jika saat sedang weekend, menurutnya ada sebagian gepeng dan anjal yang turut memanfaatkan moment weekend. Menurutnya hal itu bisa saja terjadi mengingat Kota Malang sudah menjadi daerah jujugan wisatawan saat hari libur ataupun weekend.
"Pernah ada yang kita amankan saat weekend itu, dia mengaku pendapatannya bisa sampai Rp 400 ribu. Kalau pengamen angklung malah ada yang lebih banyak. Di sini kan kami menilai bahwa mereka (anjal dan gepeng ini) mentalnya sudah terlalu nyaman dengan mencari belas kasih. Itu yang kami sebut pembinaan kurang optimal," jelas Rahmat.
Apalagi ada hal yang dinilai lebih memprihatinkan. Yakni para orang tua yang mengajak anak-anaknya untuk mengemis. Bahkan ada beberapa orang tua yang sengaja mengajak seluruh anaknya.
"Kadang ada yang orang tuanya menunggu di pinggir jalan, anaknya disuruh keliling. Lhah ini kan mentalnya yang perlu dibina. Bahkan juga ada yang di Tanjung Putra Yudha itu, juga dengan tetangganya, sama sama mengemis," pungkas Rahmat.