JATIMTIMES - Salah satu kisah yang tidak akan terlupakan dan menarik buat dikulik sampai sekarang adalah serial killer pembunuhan berantai. Bukan hanya menghebohkan publik, peristiwa pembunuhan secara berantai bikin ngeri sekaligus merinding.
Dilansir dari akun Tiktok @ZuzterVony, sosok Jack the Ripper adalah satu dari sekian banyak serial killer paling terkenal di dunia yang masih menjadi misteri sampai sekarang. Ia dikenal sebagai pembunuh sadis yang tega menghabisi beberapa perempuan kala itu.
Baca Juga : Gaza Kian Memanas, Israel Perintahkan Warganya Tinggalkan Mesir-Yordania Segera
Jack the Ripper adalah nama samaran pembunuh berantai yang terjadi di London, Inggris. Kasus pembunuhan berantai ini terjadi pada 3 April 1888 hingga 13 Februari 1891 dan menjadi salah satu kasus yang terkenal di London hingga saat ini. Pembunuhan tersebut terkenal dengan sebutan ‘Pembunuhan Whitechapel’.
Korban dari Jack the Ripper disebut ‘lima kanonik’ yang terdiri dari lima korban, yaitu Mary Ann Nicholas (tubuhnya ditemukan pada 31 Agustus), Annie Chapman (ditemukan 8 September), Elizabeth Stride (ditemukan 30 September), Catherine Eddowes (ditemukan 30 September), dan Mary Jane Kelly (ditemukan pada 9 November). Menurut asumsi umum, kelima korban tersebut merupakan pelacur, kecuali Mary Jane Kelly yang dibunuh saat sedang mencari jalan.
Dalam setiap aksinya, leher korban dipotong dan tubuhnya dimutilasi. Hasil mutilasi tersebut menunjukkan bahwa pelaku sudah ahli dengan anatomi manusia. Beberapa organ vital pada setiap korban juga hilang dan tubuh ditemukan berantakan. Bahkan salah satu dari korban ditemukan hanya dengan satu ginjal saja, diduga itu dicuri oleh pelaku. Sebagian besar korban juga memiliki garis luka miring di tenggorokan. Kasus mutilasi ini menjadi salah satu yang paling sadis di dunia.
Sebenarnya hingga kini pelaku pembunuhan tersebut tidak berhasil diidentifikasi, meski banyak orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Ketika itu polisi sulit mengidentifikasi dan melakukan investigasi TKP karena tidak ditemukannya senjata pembunuhan atau barang bukti lainnya. Pembunuhan juga dilakukan pada malam hari sehingga jarang orang yang berlalu lalang saat itu. Pembunuhan yang dilakukan pada malam hari juga menjadi alasan mengapa pelaku membunuh para pelacur.
Asal nama Jack the Ripper bermula dari serangkaian catatan ejekan yang diterima pihak kepolisian dari seseorang yang menyebut dirinya Jack the Ripper dan mengaku sebagai pelaku aksi pembunuhan tersebut. Sejak itulah nama Jack the Ripper mendunia sebagai nama samaran pembunuh berantai tahun 1888.
Salah satu orang yang diduga menjadi pelaku kasus ini adalah Montague Druitt, yaitu seorang pengacara dan guru yang tertarik dalam operasi. Ia menghilang setelah pembunuhan terakhir, namun kemudian ditemukan tewas.
Selain itu, ada informasi yang menyatakan bahwa Francis Tumblety, seorang pemuda Amerika, yang menjadi pelaku. Ia datang ke London 2 bulan sebelum pembunuhan pertama terjadi. Kemudian masih ada beberapa orang lainnya yang dituduh menjadi pelaku.
Baca Juga : Resensi Novel Ika Natassa ‘The Architecture Of Love'
Investigasi terus dilakukan polisi dengan mengumpulkan bukti-bukti dan memeriksa orang yang diduga adalah pelaku aksi ini. Ada lebih dari 2.000 orang diwawancarai, 300 orang diinvestigasi, dan 80 di antaranya ditahan. Polisi dari berbagai wilayah di London ikut dikerahkan untuk mengusut kasus ini.
Ada beberapa fakta dari kasus pembunuhan berantai ini. Pertama, empat dari lima korban Jack the Ripper telah menikah, kecuali Mary Jane Kelly. Ketika mayat Mary Jane Kelly ditemukan, terdapat luka bekas pembunuhan yang lebih parah dari korban sebelumnya. Ia juga tidak masuk dalam catatan resmi korban sehingga tidak banyak data mengenai Kelly. Kedua, korban pertama yakni Mary Ann Nichols diketahui sudah bekerja selama bertahun-tahun.
Ketiga, ada dua korban yang dibunuh pada malam yang sama. Kelima, pemakaman para korban dihadiri ratusan orang yang ikut berbelasungkawa. Keenam, ada ratusan nama orang yang diduga sebagai Jack the Ripper. Ketujuh, kasus pembunuhan yang cukup populer ini dibuat menjadi sebuah film. Beberapa film yang mengangkat cerita pembunuhan berantai itu yakni Jack the Ripper: The London Slasher (2016), Edge of Sanity (1989), From Hell (2001), The Lodger (2009), Timer After Time (2017), Black Butler (2008-2014), dan masih banyak lagi.
Meskipun telah berlalu lebih dari satu abad, misteri di balik kasus Jack the Ripper masih terus menarik perhatian dan menjadi objek penelitian. Dan hingga kini, kasus pembunuhan Jack the Ripper tetap menjadi misteri besar dalam sejarah kriminal dunia.