JATIMTIMES - Bupati Malang HM. Sanusi memimpin apel besar peringatan Hari Santri Nasional (HSN) kesembilan tahun 2023 di Lapangan Tumapel, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Sebelum memberikan amanat dalam apel besar peringatan HSN 2023, Sanusi juga berkesempatan memimpin pembacaan deklarasi damai santri untuk Indonesia yang diikuti oleh jajaran Forkopimcam Singosari, Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama dan PAC Muslimat NU Singosari, serta para siswa-siswi Yayasan Pendidikan Al-Ma'arif Singosari Malang.
Selanjutnya, orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang yang hadir mengenakan baju takwa berwarna putih dengan sarung berwarna hijau serta kopiah berwarna hitam itu mengucapkan selamat Hari Santri Nasional 2023.
"Teriring doa dan harapan untuk para santri dapat kembali mengobarkan kembali dedikasi para santri khususnya di Kabupaten Malang sebagai pahlawan pendidikan yang senantiasa berjuang memerangi kebodohannya," ungkap Sanusi, Sabtu (21/10/2023).
Pria asli Gondanglegi, Kabupaten Malang ini menuturkan, di tengah zaman yang penuh dengan tantangan dan kompleksitas, bentuk jihad pun juga perlahan mulai menyesuaikan dengan kondisi.
Tidak lagi merujuk pada pertempuran secara fisik, melainkan pertempuran secara intelektual atau ilmu pengetahuan. Menurutnya, ilmu pengetahuan menjadi senjata utama bagi para santri dalam memerangi kebodohan dan ketertinggalan.
"Ilmu pengetahuan menjadi senjata utama para santri untuk berdiri di garda terdepan dan melawan ketidakpahaman, kebodohan dan ketertinggalan," kata Sanusi.
Lebih lanjut, Alumnus IAIN Sunan Ampel (sekarang UIN Sunan Ampel) ini mengungkapkan, sebagai bangsa yang multikultural, maka saat ini Indonesia dihadapkan dengan dua hal, yakni peluang dan ancaman.
"Kondisi multikultural yang dapat menjadi peluang besar lantaran hal ini menyuguhkan kekayaan dan keragaman sumber daya manusia yang kita miliki. Baik itu terkait suku, agama, etnis, budaya maupun bahasa, semuanya menjadi modal kekuatan untuk kemajuan Indonesia," jelas Sanusi.
Lalu terkait dengan kondisi keragaman yang ada di Indonesia, juga dapat menjadi ancaman kekuatan bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.
"Manakala sejumlah oknum tidak bertanggung jawab memicu berbagai konflik, berupa sentimen, diskriminasi, intoleransi, radikalisme, bahkan perang saudara, serta memandang perbedaan yang ada merupakan sesuatu yang harus dipertentangkan," beber Sanusi.
Menurut Sanusi, jika kondisi seperti ini tidak segera ditangani maka kedaulatan negara akan runtuh dan terpecah belah. Dalam hal ini, pihaknya berharap santri dapat menjadi pasukan perdamaian di tengau masyarakat Indonesia.
"Mengingat sejak awal santri telah berperan dan berkontribusi dalam menanamkan moralitas sekaligus merawat agama dan kearifan lokal di masyarakat," tutur Sanusi.
Oleh karena itu, di momentum peringatan HSN 2023 kali ini, Sanusi mengatakan dapat dijadikan kesempatan yang baik untuk menggaungkan suara-suara perdamaian sebagai wujud kesadaran, harmoni, beragama dan berbangsa.
"Sudah saatnya para santri berani tampil selangkah lebih maju, untuk nenyuarakan kerukunan, merangkul keberagaman dan ikut serta membela kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tandas Sanusi.
Sebagai informasi, dalam kegiatan apel besar peringatan HSN kesembilan tahun 2023 di Lapangan Tumapel, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang juga digelar penandatanganan deklarasi damai santri untuk Indonesia, hingga pelepasan burung merpati serta balon berwarna merah, putih dan hijau.