JATIMTIMES - Penutupan TikTok Shop sepertinya tidak memberikan dampak yang signifikan pada geliat usaha mikro, kecil menengah (UMKM) di Kota Malang.
Menurut Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, hal itu lantaran masyarakat menilai masih banya platform diigital lain yang bisa digunakan sebagai media promosi dan transaksi jual beli.
Baca Juga : 6 Sekolah Jenjang SD dan Menengah di Tuban Terima Penghargaan Adiwiyata dari KLHK RI
Termasuk menggunakan media sosial seperti WhatsApp (WA) group, Facebook, Instagram dan media sosial lainnya. Menurutnya, masyarakat sudah bisa lebih cerdas dalam menyikapi kebijakan tersebut. Sehingga dampak penutupan TikTok Shop pun dirasa tak begitu signifikan.
"Saya kira akan berpengaruh tapi persentasenya, masyarakat kita lebih cerdas. Kalau Tiktok gak bisa, kan pakai medsos lain," ujar Eko.
Bahkan, dari datanya sampai saat ini keberadaan UMKM di Kota Malang terus bertambah. Hingga September 2023 lalu, pihaknya mencatat ada peningkatan sebesar 5 hingga 10 persen. Dari total jumlah UMKM kurang lebih sebanyak 21.000.
"Berarti tingkat pertumbuhan para pelaku usaha UMKM meningkat, kemudian demand (permintaan) nya dari makanan minuman juga meningkat," jelas Eko.
Menurutnya, hal tersebut salah satunya juga dipengaruhi semakin banyaknya pendatang di Kota Malang. Termasuk gelombang mahasiswa baru yang mencapai puluhan ribu setiap tahunnya. Selain itu juga ada gelombang wisatawan yang terus datang, termasuk saat akhir pekan.
Baca Juga : Ajak Pelaku Usaha Jaga Kondusifitas Investasi, Disnaker-PMPTSP Gelar Bimtek
"Karena sekarang sudah offline dan salah satu pengaruhnya dari jumlah mahasiswa. Dari luar kota kalau weekend banyak yang masuk ke Malang. Itu mempengaruhi produk UMKM," terang Eko.
Sedangkan dari pertumbuhan yang ada, menurutnya yang paling banyak mendominasi adalah UMKM produk makanan dan minuman. Dan yang juga banyak tumbuh adalah akomodasi, seperti tempat atau rumah kos.
"Misalkan ada tempat kos dan lain-lain. Itu kan penunjang ekonomi di Malang, nomor satunya makanan minuman," imbuh Eko.