JATIMTIMES - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir-Abdollahian mengancam soal 'tindakan pencegahan' terhadap Israel yang mungkin dilakukan dalam beberapa jam ke depan. Ancaman ini disampaikan saat perang antara Israel dan Hamas terus berlanjut di Jalur Gaza.
"Para pemimpin perlawanan tidak akan membiarkan rezim Zionis melakukan apapun yang mereka inginkan di Gaza ... Oleh karena itu, tindakan pencegahan apapun mungkin dilakukan dalam beberapa jam mendatang," cetus Amir-Abdollahian seperti dilansir Al Arabiya News dan Press TV, Selasa (17/10/2023).
Baca Juga : Hamas Gunakan Tawanan untuk Bebaskan Tahanan Warga Palestina
Saat ditanya apakah Iran akan ikut 'berperang', Amir-Abdollahian tak menepisnya. "Setiap kemungkinan bisa saja terjadi." Ujarnya.
Ia pun menegaskan dalam konflik yang terjadi saat ini, tidak boleh ada pihak yang acuh dalam konflik yang telah menelan banyak nyawa itu. "Tidak ada pihak yang boleh acuh terhadap kejahatan yang sedang dilakukan di Gaza," ucapnya.
Lebih lanjut, diplomat utama Iran ini menyatakan bahwa kegagalan mempertahankan Jalur Gaza akan membuat Iran harus mempertahankan diri dalam menghadapi serangan Israel di masa depan.
"Jika kita tidak membela Gaza sekarang, besok kita harus mempertahankan diri dari bom-bom (Israel) di kota-kota kita sendiri," sebutnya.
Bahkan sebelumnya, Amir menegaskan jika kemungkinan konflik akan melebar bisa saja terjadi. "Tidak ada yang bisa menjamin pengendalian situasi dan tidak meluasnya konflik," katanya, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran, dikutip kantor berita AFP, Senin (16/10/2023).
"Mereka yang berkepentingan untuk mencegah meluasnya cakupan perang dan krisis, perlu mencegah serangan biadab saat ini...terhadap warga negara dan warga sipil di Gaza," tambahnya.
Amir bahkan sempat mengkritik AS yang memberikan dukungan kepada Israel. Awal pekan ini, Amir-Abdollahian mengatakan via media sosial X bahwa 'waktu hampir habis untuk solusi politik' bagi konflik yang sedang berlangsung. Dia juga menyebut bahwa 'kemungkinan perluasan perang ke front-front lainnya mendekati tahap yang tidak bisa dihindari'.
Baca Juga : Joe Biden Akan Kunjungi Israel-Yordania, 2.000 Tentara AS Dikerahkan
Israel telah sejak lama menuduh Iran memperburuk situasi dengan memasok senjata ke Hamas. Teheran menolak untuk mengakui Israel dan menjadikan dukungan untuk perjuangan Palestina sebagai komponen fundamental dalam kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979 silam.
Selama bertahun-tahun, Israel dan Iran terlibat dalam konflik terselubung, dengan Teheran menuduh Tel Aviv mendalangi serangan sabotase dan pembunuhan yang menargetkan program nuklir mereka.
Seperti yang sudah diketahui, Israel menyatakan perang terhadap Hamas sehari setelah gelombang serangan dari ratusan militan bersenjata yang menerobos perbatasan dan menyerbu kota-kota di Israel bagian selatan pada 7 Oktober lalu. Ribuan roket juga ditembakkan dari Jalur Gaza dalam serangan yang mengejutkan Tel Aviv tersebut.
Otoritas Israel melaporkan sejauh ini lebih dari 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas tersebut. Israel merespons dengan melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Jalur Gaza, yang menurut otoritas kesehatan Palestina, sejauh ini telah menewaskan lebih dari 2.800 orang, yang kebanyakan juga warga sipil.
Iran yang menjadi sumber utama dukungan finansial dan militer bagi Hamas dan kelompok militan lainnya di kawasan, memuji serangan Hamas pada 7 Oktober sembari menyangkal keterlibatan apapun dalam perencanaan maupun pelaksanaan serangan tersebut.