JATIMTIMES - Hingga pertengah Oktober kebakaran hutan dan lahan di Kota Batu tak kunjung mereda. Beberapa kasus kebakaran terdapat beberapa faktor, mulai dari kesengajaan untuk membuka lahan, membuang putung rokok sembarang, hingga kelalaian membakar sampah yang ditinggalkan.
Sampai pertengahan Oktober ini, kejadian kebakaran hutan dan lahan sudah melanda 10 lokasi yang berbeda-beda. Diantaranya 2 kejadian di kawasan perhutani Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu. Selanjutnya 2 kejadian kebakaran hutan di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu. Lalu ada di kawasan Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji ada 2 kejadian.
Baca Juga : Pemkab Blitar Peduli Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pekerja Rentan
Lainnya masih di Kecamatan Bumiaji ada satu kejadian kebakaran berada di Desa Giripurno. Serta kebakaran lahan ada di Desa Junrejo, Kelurahan Dadaprejo, dan Desa Junrejo.
“Area yang terdampak kebakaran ini luasannya berbeda-beda ada yang 500 meter persegi sampai terluas 5 hektar,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu, Agung Sedayu.
Beberapa kejadian kebakaran yang baru terjadi seperti pada Senin (16/10/2023) terjadi di Petak 2C RPH Punten, Dukuh Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu. Hutan petak 2C RPH Punten Perhutani terbakar dengan luasan kurang lebih 1 hektar. Kebakaran diduga karena kelalaian manusia yang sengaja membakar serasah di lahan pribadi.
“Namun saat angin kencang membuat api cepat membesar dan merembet ke lahan lain,” imbuh Agung.
Selanjutnya pada Minggu, (15/10/2023) malam terjadi kebakaran di Bukit Trenggilis, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu. Kawasna yang terbakar dengan luasan kurang lebih 5 hektar. Vegetasi yang terbakar adalah pohon Pinus, Waru dan Kopi.
Baca Juga : BEM UM Tolak Kedatangan Ganjar Pranowo sebagai Pemateri Kuliah Kebangsaan
“Saat memadamkan api ada kendala, sehingga belum bisa maksimal karena beberapa titik api berada di lereng yang sulit dijangkau oleh petugas gabungan,” ucapnya.
Menurut Agung, kebakaran hutan dan lahan di Kota Batu sering terjadi beberapa bulan terakhir karena beberapa faktor. Mulai dari sengaja membakar lahan, membuat putung rokok sembarangan, hingga membakar sampah.
“Seperti membuang putung rokok tidak disadari masih menyala, akibatnya menyulut api. Kemudian warga saat membakar sampah dibiarkan, tidak sadar ditinggalkan api sudah menjalar,” tutup Agung.