JATIMTIMES- KPUD Tuban geger saat akan gelar sidang pleno penetapan perhitungan suara hasil Pemilu 2024. Pasalnya, ada upaya penculikan terhadap salah satu komisioner KPUD dengan maksud menggagalkan sidang.
Tetapi, upaya penculikan ini berhasil digagalkan pengawal pribadi serta Resmob. Sehingga sidang Pleno penetapan perolehan suara tetap berjalan.
Baca Juga : KPU Kabupaten Blitar Diduga Langgar Administrasi Pemilu 2024, Bawaslu: Laporan Diterima dan Diproses
Kondisi tersebut merupakan gambaran dalam Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) yang gelar oleh Polres Tuban untuk kesiapsiagaan pengamanan pemilu serentak 2024 yang diadakan di Alun-Alun Kota Tuban, Selasa (10/10/23).
Kegiatan Sispamkota dihadiri langsung Kapolres AKBP Suryono, Dandim 0811 Tuban Letkol Inf. Suhada Erwin, Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban Ir. Budi Wiyana beserta Forkopimda Kabupaten Tuban dan stakeholder terkait.
Nampak pada simulasi itu, pasukan dari pihak keamanan menampilkan adegan tahapan persiapan, tahapan kampanye dan tahapan pungut hitung. Terakhir, simulasi protes yang dilakukan warga yang tidak bisa ikut dalam pencoblosan.
Dalam tahap pungut hitung dan pleno penetapan hasil suara, disimulasikan terjadi unjuk rasa besar-besaran berujung anarkis dan pembakaran kantor penyelenggara pemilu (KPUD/Bawaslu). Aksi diperankan massa kurang puas akan hasil Pemilu dan bermaksud menggagalkan pelaksanaan sidang pleno penetapan hasil suara yang dilaksakan KPU.
Sebelum aksi anarki huru-hara plot cerita dari pihak Satuan Intelkam diindikasikan adanya pergerakan massa dalam jumlah besar dan akan melakukan unjuk rasa di kantor KPUD untuk memprotes hasil Pemilu serta upaya penculikan pimpinan penyelenggara pemilu.
Massa bergerak menuju kantor KPU merangsek melakukan pembakaran ban-ban bekas di jalan raya dan adanya upaya pembakaran kantor KPUD dan Bawaslu, yang dinilai Bawaslu tidak tegas menangani laporan-laporan dugaan kecurangan.
Melihat situasi yang semakin tidak kondusif, Kapolres kemudian melaporkan kepada Kapolda dan meminta izin untuk diberlakukan Sispamkota dan meminta Polres tetangga untuk melakukan penyekatan.
Pasca adanya unjuk rasa anarkis, situasi berangsur-angsur pulih. Untuk mempercepat proses pemulihan situasi, Kapolres memerintahkan kepada Satuan Binmas dan segenap personel Bhabinkamtibmas untuk melakukan pembinaan dan penyuluhan secara terus-menerus. Serta dilakukan patroli cipta kondisi gabungan (Polri, TNI, Sapol PP, Dishub) hingga situasi benar-benar kondusif.
Baca Juga : Masuk Jeda Kompetisi, Arema FC Gelar TC di Kota Batu
AKBP Suryono menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan simulasi tahapan yang akan dilaksanakan dalam Pemilu 2024 serta gambaran yang harus dilakukan petugas jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Petugas baik TNI Polri maupun pemerintah daerah diharapkan sudah siap melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan Pemilu," ucapnya.
Menurutnya, wilayah Kabupaten Tuban tidak masuk kategori zona merah ataupun rawan. Meski begitu pihaknya tidak akan underestimate dengan situasi yang ada.
"Mudah-mudahan nanti dalam pelaksanaannya semuanya pada level yang baik," harap Suryono.
Suryono menambahkan bahwa dalam pengamanan Pesta Demokrasi yang akan digelar tahun depan, selain TNI dan Linmas pihaknya akan melibatkan sekitar 800 anggota Polres Tuban. Sebelum diterjunkan ke lapangan, terlebih dahulu akan dilakukan pengecekan kesehatan memastikan bahwa personelnya siap dalam pengamanan.
"Harapannya nanti semua dalam kondisi siap dalam mengamankan kegiatan pesta demokrasi, tidak ada yang sakit sehingga dapat mengurangi kinerja di lapangan," tutupnya.