free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Wisata

Waduk Selorejo Ngantang, Wisata Alam dengan Pemandangan Empat Gunung

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Nurlayla Ratri

10 - Oct - 2023, 23:03

Placeholder
Waduk Selorejo dengan pemandangan empat gunung.(Instagram @exploremalangraya)

JATIMTIMES- Berwisata ke alam terbuka tetap jadi pilihan bagi traveller yang mendambakan udara segar. Selain murah, wisata alam banyak dipilih sebagai tujuan wisata karena bisa dijadikan sarana liburan bersama-sama dengan keluarga.

Salah satu destinasi wisata alam terbaik dengan harga murah adalah waduk Selorejo. Waduk Selorejo atau yang familiar dengan nama waduk Ngantang, adalah destinasi wisata yang terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.  

Baca Juga : Bersihkan Sampah di Pantai Kondang Merak, Asta Beach Clean Up Temukan Kaleng hingga Botol Miras

Waduk ini adalah bendungan besar yang memiliki peran vital sebagai sumber pengairan sawah, sarana kehidupan masyarakat sekitar, dan menjadi tempat rekreasi bernuansa alam.

Pemandangan di Waduk Selorejo benar-benar memanjakan pandangan mata. Ya, view Gunung Kelud, Gunung Arjuno, Gunung Anjasmoro dan Gunung Kawi dari kejauhan membuat Waduk Selorejo benar-benar terlihat cantik dan mempesona.

Waduk Selorejo terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Malang. Jaraknya sekitar 27 kilometer dari Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Waduk yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik ini berada di ketinggian 600 mdpl. Dari Kecamatan Wlingi, hanya butuh 30 menit saja untuk sampai di tempat ini.

Selain pemandangan yang sangat indah, traveller juga bisa menantang adrenalin dengan melewati jembatan gantung yang melintang di taman Waduk Selorejo. Di wahana ini, saat diseberangi jembatan tersebut akan sedikit bergoyang mengikuti langkahmu. Seru kan!

Di waduk ini juga terdapat pulau jambu. Pulau seluas 7,5 hektar ini terletak di tengah waduk dan dimanfaatkan sebagai kebun jambu. Untuk menuju pulau ini, traveller bisa naik perahu motor milik penduduk setempat. Harga sewa perahu motor sekitar Rp 50-100 ribu per jam. Ada juga perahu dayung yang disewakan Rp 30 ribu per jam. Sedangkan tiket masuk kebun jambu dikenai Rp 5 ribu per orang.

Di sana Anda bisa memetik jambu biji yang dibiarkan tumbuh rimbun. Kamu bisa memakan langsung hasil petikanmu sepuasnya.

Di Waduk Selorejo juga terdapat wahana lainnya yang membuat liburan Anda benar-benar menyenangkan. Di tempat ini juga ada fasilitas memancing dan perahu wisata. Pengelola juga menyediakan hotel, cottage, food center, lapangan golf 9 hole, hingga camping ground. Untuk masuk ke taman wisata Waduk Selorejo, pengunjung dipungut tiket masuk hanya Rp 10 ribu per orang.

Berada jauh dari pusat perkotaan, waduk Selorejo sangat direkomendasikan bagi Anda yang menginginkan berwisata dengan suasana tenang dan damai bersama-sama keluarga dan kolega.

Baca Juga : Tour Of Kemala Banyuwangi 2023, Majukan Pariwisata lewat Balap Sepeda

Waduk Selorejo adalah bendungan yang masih berfungsi hingga saat ini. Bendungan ini dibangun untuk membendung Sungai Konto. Bendungan  Selorejo ini adalah bendungan pertama di Indonesia yang dibangun dengan teknik grouting untuk mencegah kebocoran bendungan, dengan kedalaman grouting rata-rata 30 meter.

Dalam sejarahnya,  pembangunan bendungan ini awalnya ditangani oleh Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 1963, mulai dilakukan persiapan pembangunan bendungan ini. Pada tahun 1965, Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur menunjuk Waskita Karya untuk membangun bendungan pembantu dan terowongan pengelak, guna mengalihkan aliran Sungai Konto selama proses pembangunan bendungan utama. Pada tahun 1967, tanggung jawab pembangunan bendungan ini dialihkan dari Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur ke Proyek Brantas. Pembangunan bendungan pembantu dan terowongan pengelak kemudian dilanjutkan oleh Proyek Brantas, dan akhirnya dapat diselesaikan pada tanggal 22 Desember 1970 dengan total biaya sebesar Rp 3,997 milyar. Bendungan utama lalu mulai dibangun dan dapat diselesaikan pada tahun 1972.

Antara tahun 1973 hingga 1976, telah terjadi  sedimentasi sebesar 5 juta meter kubik atau sekitar 10% dari total kapasitas aktif waduk ini. Penelitian yang dilakukan mulai tahun 1977 hingga 1982 lalu juga menyimpulkan bahwa sedimentasi yang terjadi di waduk ini mencapai 13,7 ton per tahun.

Pada tahun 2014, erupsi Gunung Kelud sempat menutup kompleks Bendungan Selorejo, sehingga pengoperasian PLTA Selorejo juga turut terhenti. Akibat terjadinya sedimentasi, pada tahun 2014, total kapasitas dari waduk yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan ini diperkirakan tinggal 34,8 juta meter kubik, dengan kapasitas aktif sebesar 33,3 juta meter kubik dan kapasitas nonaktif sebesar 1,4 juta meter kubik.

Air yang terbendung oleh bendungan ini terutama dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian seluas sekitar 5.700 hektar di Pare Kediri dan Kabupaten Jombang. Selain itu, air yang terbendung oleh bendungan ini dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik melalui sebuah PLTA berkapasitas 4,5 MW yang bangunannya dirancang oleh Soejoedi Wirjoatmodjo[3] dan diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum Sutami pada tanggal 4 Juli 1973.Listrik yang dihasilkan oleh PLTA Selorejo biasanya dikirim melalui jaringan kabel transmisi 70 kV untuk memenuhi kebutuhan listrik di Malang. Air yang terbendung oleh Bendungan Selorejo juga digunakan untuk membangkitkan listrik di PLTA Mendalan dan PLTA Siman yang terletak di Kabupaten Malang.


Topik

Wisata Waduk Ngantang wisata Malang wisata air



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Nurlayla Ratri